Serangan Roket dan Drone Hizbullah Guncang Israel, Gaza Terus Dibombardir

Bella Suara.Com
Senin, 21 Oktober 2024 | 05:00 WIB
Serangan Roket dan Drone Hizbullah Guncang Israel, Gaza Terus Dibombardir
Arsip foto - Roket yang di tembakkan oleh Hizbullah ke permukiman Beit Hillel di Israel utara pada Kamis malam (1/8/2024). ANTARA/Anadolu/pri.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada Sabtu (19/10), konflik di Timur Tengah kembali memanas ketika militer Israel melaporkan bahwa Hizbullah menembakkan puluhan roket dan beberapa drone ke wilayah utara Israel. Salah satu serangan mematikan ini menewaskan satu orang, sementara sebuah drone dilaporkan diarahkan ke rumah peristirahatan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Meskipun demikian, menurut juru bicara Netanyahu, sang Perdana Menteri tidak berada di lokasi tersebut saat kejadian terjadi, dan tidak ada korban lain di sekitar rumahnya di Caesarea.

Di Gaza, situasi tak kalah genting. Pejabat kesehatan di Jalur Gaza menyebutkan bahwa setidaknya 11 orang tewas akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Al Maghazi, serta tujuh korban jiwa lainnya ditemukan di kamp Shati, Gaza City.

Dua pasien di Rumah Sakit Indonesia di Gaza dilaporkan meninggal dunia akibat krisis listrik dan kekurangan pasokan medis, sementara seorang perawat di Rumah Sakit Kamal Adwan juga menjadi korban serangan.

Baca Juga: Akankah Kematian Sinwar Mengakhiri Perang Gaza? Begini Kata Warga Palestina

Eskalasi kekerasan ini tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Kematian Yahya Sinwar, pemimpin militan Hamas yang dianggap sebagai dalang serangan 7 Oktober 2023, tak kunjung membawa harapan untuk meredakan perang yang telah berlangsung lebih dari setahun.

Sebaliknya, Israel justru terus menggempur Jalur Gaza, termasuk Jabalia, kamp pengungsi terbesar di wilayah tersebut, dengan alasan menghentikan regrouping pejuang Hamas.

Lebanon juga terkena dampak besar dari perang dua front ini. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan dua korban jiwa akibat serangan Israel di dekat kota mayoritas Kristen, Jounieh, yang merupakan serangan pertama di area tersebut sejak konflik meletus.

Hizbullah, yang berbasis di Lebanon, terus melakukan serangan balik, mengklaim 11 serangan terhadap target militer Israel di perbatasan selatan Lebanon.

Di Israel utara, beberapa roket Hizbullah berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara, namun satu roket menghantam sebuah bangunan perumahan, menewaskan satu orang dan melukai sembilan lainnya.

Baca Juga: PBB Kecam Pembungkaman Protes Pro-Palestina di Negara-Negara Barat

Sirene serangan udara memaksa penduduk untuk berlindung di tempat yang aman. Ketegangan meningkat di kedua sisi, dengan Israel berjanji akan terus melanjutkan serangan mereka.

Perdamaian tampaknya masih jauh dari kenyataan. Negosiasi untuk gencatan senjata di Gaza mandek selama berminggu-minggu, meskipun kematian Sinwar sempat memunculkan harapan bagi kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyatakan adanya peluang untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Lebanon, tetapi mengakui bahwa mencapai hal serupa di Gaza akan jauh lebih sulit. Sementara itu, korban jiwa terus bertambah di kedua belah pihak, menandai betapa sulitnya menghentikan konflik yang semakin kompleks ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI