Akankah Kematian Sinwar Mengakhiri Perang Gaza? Begini Kata Warga Palestina

Bella Suara.Com
Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:31 WIB
Akankah Kematian Sinwar Mengakhiri Perang Gaza? Begini Kata Warga Palestina
Pemmpin Hamas Yahya Sinwar (Foto/Dok.Ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Yahya Sinwar, pemimpin senior Hamas yang dikenal sebagai arsitek serangan mematikan 7 Oktober 2023 terhadap Israel, tewas dalam baku tembak dengan pasukan Israel pada Rabu, setelah pengejaran selama satu tahun. Berita kematiannya diumumkan pada Kamis, memicu beragam reaksi di kalangan masyarakat Palestina.

Bagi sebagian warga Gaza, terutama mereka yang melihat Sinwar sebagai simbol perlawanan, kematiannya dianggap sebagai pengorbanan heroik. Dalam sebuah video yang tersebar luas, Sinwar terlihat terluka, berjuang melawan sebuah drone hanya dengan sebatang tongkat di sebuah apartemen yang hancur. Adegan ini menyulut kebanggaan di hati banyak orang.

Dia Meninggal Sebagai Pahlawan

"Dia meninggal sebagai pahlawan, menyerang tanpa lari, memegang senjata dan berjuang di garis depan melawan pasukan pendudukan," ujar pernyataan Hamas yang dirilis setelah kematian Sinwar.

Dalam pernyataan tersebut, Hamas menegaskan bahwa kematiannya hanya akan memperkuat gerakan tersebut, dan mereka tidak akan berkompromi dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.

Baca Juga: PBB Kecam Pembungkaman Protes Pro-Palestina di Negara-Negara Barat

Adel Rajab, seorang ayah berusia 60 tahun di Gaza, memuji cara Sinwar menghadap ajalnya.

“Dia meninggal dengan mengenakan rompi militer, berjuang dengan senapan dan granat, dan ketika terluka, dia bertempur dengan tongkat. Inilah cara pahlawan mati,” katanya.

Ali, seorang sopir taksi berusia 30 tahun, mengatakan bahwa dia telah menonton video itu lebih dari 30 kali.

“Saya akan menjadikan video ini tontonan wajib bagi anak-anak saya, dan cucu-cucu saya kelak,” katanya.

Perang yang Menghancurkan Gaza

Namun, di balik kebanggaan tersebut, ada banyak orang yang mempertanyakan harga yang harus dibayar untuk perjuangan ini. Serangan yang direncanakan Sinwar pada 7 Oktober telah menewaskan sekitar 1.200 orang Israel, sebagian besar warga sipil.

Baca Juga: Serangan Israel Semakin Intensif di Gaza: Hamas Tidak Akan Lagi Memerintah

Serangan itu memicu perang balasan yang menghancurkan Gaza, menewaskan lebih dari 42.000 warga Palestina, dengan ribuan korban lainnya yang belum ditemukan di bawah reruntuhan.

Beberapa warga Palestina, terutama di Gaza dan Tepi Barat, mulai bertanya-tanya apakah kematian Sinwar akan mempercepat akhir dari perang ini. Di Hebron, Ala’a Hashalmoon menyatakan bahwa meskipun Sinwar telah gugur, akan ada pemimpin baru yang lebih keras menggantikannya.

“Siapa pun yang mati, selalu ada yang menggantikannya, dan biasanya mereka lebih keras,” katanya.

Sementara itu, di Ramallah, Murad Omar, seorang pria berusia 54 tahun, pesimis bahwa kematian Sinwar akan mengubah banyak hal.

“Perang ini akan terus berlanjut, dan tampaknya tidak akan berakhir dalam waktu dekat,” ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI