Suara.com - Presiden Prabowo Subianto mengakui masih banyak terdapat praktik korupsi dan kolusi yang terjadi di Indonesia. Hal itu dia sampaikan dalam pidatonya usai mengucap sumpah jabatan sebagai Presiden periode 2024-2029.
“Kita harus menghadapi kenyataan bahwa masih terlalu banyak kebocoran, penyelewengan, korupsi di negara kita,” kata Prabowo di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (20/10/2024).
Dia juga mengatakan bahwa praktik kolusi masih banyak dilakukan oleh tokoh-tokoh politik di Indonesia.
“Kita harus berani mengakui terlalu banyak kebocoran-kebocoran dari anggaran kita, penyimpangan-penyimpangan, kolusi di antara para pejabat politik pejabat pemerintah di semua tingkatan di semua tingkatan dengan pengusaha-pengusaha yang nakal, pengusaha yang tidak patriotik,” ujar Prabowo.
![Prabowo Subianto saat pengucapan sumpah jabatan di Gedung MPR, Minggu (20/10/2024). [Tangkapan layar]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/10/20/15054-prabowo-subianto-saat-pengucapan-sumpah-jabatan.jpg)
Ketua Umum Partai Gerindra itu juga menegaskan praktik korupsi dan kolusi menghasilkan kesulitan bagi masyarakat sehingga masih banyak rakyat yang berada di bawah garis kemiskinan.
“Terlalu banyak saudara-saudara kita yang berada di bawah garis kemiskinan, terlalu banyak anak-anak kita yang berangkat sekolah tidak makan pagi, terlalu banyak anak-anak kita yang tidak punya pakaian untuk berangkat sekolah,” ucap Prabowo.
“Kita sebagai pemimpin politik jangan kita terlalu senang melihat angka-angka statistik yang membuat kita terlalu cepat gembira, terlalu cepat puas,” tandas dia.
Resmi jabat Presiden-Wapres
Sebelumnya, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia setelah mengucapkan sumpah.
Baca Juga: Nobar di Bundaran HI, Ekspresi Datar Gibran saat Dilantik Wapres Bikin Warga Salfok: Bengong Aja
Keduanya mengucapkan sumpah di bawah kitab suci Al Quran secara bergantian diawali dengan sumpah yang dibacakan Prabowo.