Suara.com - Wakil Ketua Umum Golkar, Ace Hasan Syadzily menanggapi sikap Ketua Umum PDIP sekaligus Presiden Kelima Megawati Soekarnoputri yang enggan menghadiri pengucapan sumpah Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029.
Hal itu dia sampaikan ketika tiba di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat untuk menghadiri acara pengucapan sumpah tersebut.
Ace mengaku menghormati sikap PDIP bila partai berlambang banteng hitam bermoncong putih itu memilih untuk menjadi oposisi dari pemerintahan Prabowo-Gibran.
Meski begitu, dia mengaku berharap agar pemerintahan ke depan bisa dibangun secara bersama-sama dengan semua pihak.
“Kami ingin bahwa sekali lagi membangun bangsa ini tentu harus didasarkan atas kebersamaan dan memastikan agar lima tahun kedepan tantangan Indonesia tidak akan mudah, karena itu maka kebersamaan, gotong-royong dan saling bekerja sama di dalam membangun bangsa ini menjadi sebuah keniscayaan,” kata Ace, Minggu (20/10/2024).
Di sisi lain, Politikus Golkar Maman Abdurrahman menyampaikan hal serupa mengenai sikap dan posisi PDIP terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Bagi saya, positioning atau keberadaan PDIP nanti bergabung atau tidaknya itu menjadi hak, menjadi kebijakan internal politik pdip juga,” ujar Maman.
Sikap PDIP itu, lanjut dia, merupakan ranah yang berkaitan dengan komunikasi politik Prabowo dengan Megawati.
“Namun, yang saya pahami dan saya yakini pada saat pembekalan terakhir, ada sebuah semangat persatuan yang ingin dibangun oleh Pak Prabowo, mengingat tugas-tugas kita untuk melanjutkan, maupun untuk memajukan Indonesia ke depan sangat besar dan sangat berat. Artinya, Pak Prabowo spiritnya adalah persatuan,” tandas dia.
Sekadar informasi, Prabowo dan Gibran akan membacakan sumpah jabatan sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029.
Keduanya akan dilantik di Kompleks Parlemen Senayan. Acara tersebut dijadwalkan untuk dimulai pada pukul 10.00 WIB.