Zelenskyy Klaim Korea Utara Siapkan 10 Ribu Tentara untuk Bantu Rusia

Bella Suara.Com
Jum'at, 18 Oktober 2024 | 16:28 WIB
Zelenskyy Klaim Korea Utara Siapkan 10 Ribu Tentara untuk Bantu Rusia
Ilustrasi Tentara Korea Utara. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengeluarkan peringatan keras terkait kemungkinan keterlibatan Korea Utara dalam perang di Ukraina. Selama kunjungannya ke markas NATO di Brussels, Zelenskyy menyebut bahwa langkah ini bisa menjadi awal dari perang dunia jika benar-benar terjadi.

Zelenskyy mengungkapkan bahwa intelijen Ukraina telah mengindikasikan adanya pengiriman personel taktis serta perwira militer Korea Utara ke wilayah-wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia. Lebih dari itu, sekitar 10.000 tentara Korea Utara dikabarkan sedang dipersiapkan di tanah mereka sendiri, meskipun belum ada laporan pasti tentang perpindahan pasukan ini ke Ukraina atau Rusia.

"Menurut intelijen kami, Korea Utara telah mengirim personel taktis dan perwira ke wilayah yang diduduki sementara di Ukraina. Mereka sedang mempersiapkan 10.000 tentara, tetapi mereka belum dipindahkan ke Ukraina atau Rusia," ujar Zelenskyy dalam konferensi pers bersama Mark Rutte, Sekretaris Jenderal NATO yang baru.

Meskipun informasi ini belum dikonfirmasi secara resmi oleh pihak Barat, negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat, dan sekutu lainnya sedang memantau perkembangan ini dengan sangat serius.

Baca Juga: Kanada Kucurkan Rp722 Miliar untuk Bantu Ukraina Lawan Rusia!

Langkah ini, jika benar, akan menjadi peningkatan signifikan dalam dukungan Korea Utara kepada Moskow, yang sebelumnya telah mengirimkan sejumlah besar amunisi, termasuk peluru artileri dan rudal balistik.

Pengiriman tentara Korea Utara ini menunjukkan dampak parah dari tingginya korban yang dialami pasukan Rusia dalam perang di Ukraina.

Menurut pejabat Barat, pada bulan September saja, korban harian di pihak Rusia, baik yang tewas maupun terluka, mencapai 1.271 orang. Jumlah korban yang besar ini menyebabkan kebutuhan Rusia untuk mencari bantuan dari luar, termasuk dari negara seperti Korea Utara.

Namun, pengintegrasian pasukan Korea Utara ke dalam rantai komando Rusia mungkin akan menghadapi berbagai tantangan. Pejabat Barat menyatakan keraguan terkait bagaimana komando dan kontrol dapat berjalan efektif, mengingat perbedaan bahasa dan teknologi komunikasi antara kedua negara.

"Bagaimana komando dan kontrol akan bekerja di lapangan? Apakah mereka memiliki radio yang dapat saling berkomunikasi? Bisakah mereka berbicara dalam bahasa yang sama?" tanya seorang pejabat Barat dalam sebuah pengarahan kepada para jurnalis.

Baca Juga: Mampu Jangkau 11.000 Km, Seberapa Berbahaya Rudal Yars Rusia?

Selain itu, ada kekhawatiran lain yang mungkin menghantui Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara. Pejabat Barat mempertanyakan kemungkinan adanya pembelotan di kalangan tentara Korea Utara yang dikirim ke luar negeri.

Tentara-tentara ini, yang berasal dari negara yang sangat tertutup, mungkin melihat kesempatan untuk tidak kembali ke negara asal mereka yang penuh dengan tekanan.

"Ini adalah poin yang sangat menarik. Jika ada tentara yang membelot, ini bisa menjadi dinamika yang sangat menarik bagi kami," ujar pejabat tersebut.

Situasi ini terus berkembang dan menjadi perhatian serius bagi negara-negara Barat, karena keterlibatan Korea Utara dalam konflik dapat memicu ketegangan global yang lebih besar. NATO dan sekutunya kini terus memantau perkembangan ini dengan cermat, sembari mempertimbangkan dampak jangka panjang dari langkah Korea Utara tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI