Pasca Kematian Pemimpin Hamas, Siapa yang Layak Menggantikan Yahya Sinwar?

Bella Suara.Com
Jum'at, 18 Oktober 2024 | 13:40 WIB
Pasca Kematian Pemimpin Hamas, Siapa yang Layak Menggantikan Yahya Sinwar?
Pemimpin politik baru Hamas, Yahya Sinwar (tengah). ANTARA/Anadolu
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kematian Yahya Sinwar, pemimpin Hamas yang menjadi dalang serangan terhadap Israel pada Oktober 2023, mengubah peta kekuasaan di Gaza. Sinwar, yang berusia 61 tahun, tewas dalam operasi militer Israel di Gaza selatan setelah lebih dari setahun menghindari penangkapan.

Selama dua dekade, ia menjalani hukuman penjara di Israel sebelum kembali ke Gaza dan menjadi salah satu pemimpin teratas kelompok tersebut.

Sebagai salah satu otak di balik serangan mendadak pada 7 Oktober yang mengakibatkan lebih dari 1.200 warga Israel tewas dan lebih dari 250 sandera dibawa ke Gaza, Sinwar menjadi target utama bagi Israel.

Pemerintah Israel bahkan menawarkan hadiah sebesar $400.000 untuk informasi yang mengarah pada penangkapan atau kematiannya. Meski banyak serangan udara Israel yang menyasar kepemimpinan Hamas, Sinwar berhasil bersembunyi selama berbulan-bulan dalam jaringan terowongan di bawah Gaza.

Baca Juga: Respon Amerika Serikat Usai Kematian Yahya Sinwar, Joe Biden: Ini Adalah Hari yang Baik Bagi Israel

Pemmpin Hamas Yahya Sinwar (Foto/Dok.Ist)
Pemmpin Hamas Yahya Sinwar (Foto/Dok.Ist)

Siapa yang Akan Mengisi Kekosongan Ini?

Dengan tewasnya Sinwar, muncul pertanyaan besar mengenai siapa yang akan mengisi kekosongan kepemimpinan di Hamas. Beberapa tokoh senior dengan pengalaman panjang dalam operasi militan dan politik kini dipandang sebagai calon pengganti.

1. Mahmoud al-Zahar

Mahmoud al-Zahar, salah satu pendiri Hamas, adalah kandidat terdepan untuk menggantikan Sinwar. Dikenal dengan sikap kerasnya, al-Zahar berperan penting dalam membentuk kerangka ideologis kelompok, yang menekankan perlawanan militan terhadap Israel dan pemerintahan Islam di Gaza. Ia juga merupakan menteri luar negeri pertama Hamas setelah pemilihan legislatif Palestina pada 2006.

2. Mohammed Sinwar

Baca Juga: Video Detik-detik Perlawanan Terakhir Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Sebelum Tewas

Saudara Yahya Sinwar, Mohammed Sinwar, juga menjadi calon potensial. Sebagai pemimpin di sayap militer Hamas, Mohammed diperkirakan akan meneruskan strategi keras yang sama. Ia dikenal memiliki pendekatan yang serupa dengan kakaknya dan dianggap bisa membuat negosiasi perdamaian menjadi lebih sulit.

3. Mousa Abu Marzouk

Mousa Abu Marzouk, anggota senior biro politik Hamas, adalah kandidat lain yang berpotensi. Setelah memisahkan diri dari Ikhwanul Muslimin Palestina pada akhir 1980-an, ia terlibat dalam banyak operasi organisasi dan keuangan Hamas. Meski sempat dipenjara di Amerika Serikat pada 1990-an, Abu Marzouk tetap menjadi sosok berpengaruh dalam struktur politik Hamas.

4. Mohammed Deif

Komandan sayap militer Hamas, Mohammed Deif, yang sering dilaporkan tewas atau terluka parah, masih dipandang sebagai pemimpin yang mungkin. Jika ia muncul kembali, pengalaman militernya dapat menjadikannya pemimpin yang kuat di tengah kekosongan ini.

5. Khalil al-Hayya

Khalil al-Hayya, yang saat ini berada di Qatar, merupakan tokoh penting dalam biro politik Hamas. Ia terlibat dalam negosiasi gencatan senjata sebelumnya dan bisa menjadi pilihan pragmatis bagi kelompok jika mereka ingin mencari solusi damai.

6. Khaled Mashal

Khaled Mashal, mantan pemimpin Hamas dari 2006 hingga 2017, juga tetap dihormati di dalam kelompok meski kini kurang diperhitungkan. Terkenal karena kepemimpinannya yang kuat, Mashal masih bisa memiliki pengaruh meski kini tinggal di Qatar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI