Imbas Kios Disegel Sarana Jaya, Pedagang Ancam Tutup Akses JPM Pasar Tanah Abang: Kami Sepakat Ogah Bayar Service Charge

Jum'at, 18 Oktober 2024 | 09:10 WIB
Imbas Kios Disegel Sarana Jaya, Pedagang Ancam Tutup Akses JPM Pasar Tanah Abang: Kami Sepakat Ogah Bayar Service Charge
Sejumlah pedagang di Jembatan Penyebrangan Multiguna (JPM) Pasar Tanah Abang kembali menggelar aksi unjuk rasa di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2024). (Suara.com/Fakhri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pedagang Pasar Tanah Abang mengancam akan menutup akses Jembatan Penyeberangan Mutliguna (JPM) atau Sky Bridge di Tanah Abang, Jakarta Pusat jika kenaikan tarif layanan (service charge) kios masih terlalu tinggi.

Aksi ini untuk merespons aksi ratusan pedagang JPM Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang memprotes kenaikan tarif layanan tanpa adanya diskusi sehingga berujung penyegelan ratusan kios milik pedagang oleh pengelola BUMD DKI Perumda Sarana Jaya.

"Jika Sarana Jaya hanya menurunkan tarif Rp50 ribu, para pedagang sepakat tidak mau membayar service charge. Kalau mereka kembali melakukan penyegelan, akan kami akan tutup akses ke JPM," tegas Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Tanah Abang Jimmy Rory ditulis Antara, Jumat (18/10/2024).

Jimmy mengaku para pedagang sudah menunggu lama untuk mendengar keputusan Sarana Jaya. Namun dalam pertemuan Rabu (16/10) lalu, keputusan yang diambil Sarana Jaya tidak bijak.

Baca Juga: Sindir Jokowi Jelang Lengser? Wapres Ma'ruf Amin: Saya Tak Perlu Dipoles-poles, Apa Adanya Lebih Enak

Perumda Pembangunan Sarana Jaya akhirnya membuka segel penutupan ratusan kios di Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. (Suara.com/Fakhri)
Perumda Pembangunan Sarana Jaya akhirnya membuka segel penutupan ratusan kios di Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. (Suara.com/Fakhri)

Tuntutan pedagang agar tarif layanan menjadi Rp800 ribu per bulan tidak didengarkan oleh Perumda Sarana Jaya. Pengelola  hanya bersedia menurunkan tarif Rp50 ribu atau menjadi sekitar Rp1,3 juta per bulan.

Menurut Jimmy, meskipun pengelola sudah menurunkan tarif  tetapi  dinilai masih terlalu tinggi dan sangat memberatkan  pedagang. Apalagi, penjualan di JPM Stasiun Tanah Abang menurun drastis usai COVID-19, bahkan ada beberapa pedagang yang tidak didatangi pembeli sama sekali.

"Kami dari bulan Januari hingga Oktober ini hanya laku 1-2 potong baju. Tidak seramai dulu. Daya beli masyarakat sudah turun," kata Jimmy.

Pedagang Demo

Aksi pada Kamis (10/10)  pedagang di JPM Pasar Tanah Abang membawa beberapa poin tuntutan untuk diteruskan ke pengelola pasar yakni Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perumda Pembangunan Sarana Jaya dan operator lainnya.

Baca Juga: Raffi Ahmad, Gus Miftah hingga Budiman Sudjatmiko Tak Nongol di Acara Pembekalan Calon Wamen Prabowo, Kenapa?

Para pedagang merasa masih adanya ancaman dari pengelola terkait surat edaran yang berisi keterangan harga sewa dan penyegelan kios.

Tuntutan pertama, pedagang meminta tarif layanan kios diturunkan menjadi hanya sebesar Rp800 ribu mulai Oktober ini dari yang sebelumnya Rp1,4 juta.

Tuntutan kedua meminta pengelola untuk membuka segel kios agar para pedagang bisa kembali mencari uang untuk melanjutkan hidupnya. Tuntutan ketiga, pedagang meminta waktu untuk bisa mencicil tarif layanan kios.

Terkait aksi tersebut Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perumda Pembangunan Sarana Jaya sudah membuka ratusan segel kios pedagang Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Ini tindak lanjut dari adanya aksi hari ini. Yang memprotes kenaikan tarif layanan (service charge) tanpa adanya diskusi," kata Staf Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Perumda Sarana Jaya Donni Setiawan di JPM Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (10/10). (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI