Suara.com - Rencana pembunuhan aktor Bollywood Salman Khan terungkap dalam sebuah berkas dakwaan yang diajukan oleh Polisi Navi Mumbai. Berdasarkan dokumen tersebut, sebuah kontrak bernilai 25 lakh (sekitar Rp462.500.000) diambil oleh geng kriminal yang dipimpin oleh gangster Lawrence Bishnoi yang saat ini mendekam di penjara.
Target dari rencana tersebut adalah Salman Khan, yang akan dibunuh di sekitar rumah peristirahatannya di Panvel, Maharashtra.
Dalam dakwaan tersebut, polisi menamakan lima orang yang terlibat dalam konspirasi ini. Para tersangka sedang mempersiapkan untuk membeli senjata canggih seperti AK-47, AK-92, M-16 dari Pakistan, serta senjata Zigana buatan Turki, yang sama dengan senjata yang digunakan dalam pembunuhan penyanyi Punjabi, Sidhu Moosewala.
![Senapan AK-47. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2016/08/20/o_1aqihjdu92s21rcu1uofv5lon3a.jpg)
Para pelaku juga melibatkan remaja di bawah usia 18 tahun yang akan menjadi eksekutor, dan saat ini mereka diyakini bersembunyi di Pune, Raigad, Navi Mumbai, Thane, serta Gujarat.
Investigasi menunjukkan bahwa sekitar 60 hingga 70 orang sedang memantau pergerakan Salman Khan, terutama di rumahnya di Bandra, rumah peristirahatan di Panvel, dan lokasi syuting di Film City, Goregaon. Menurut dakwaan, rencana untuk membunuh Salman Khan mulai disusun sejak Agustus 2023 hingga April 2024.
Rencana Detail dan Persiapan Senjata Canggih
Salah satu tersangka utama, Sukkha, yang baru-baru ini ditangkap di Panipat, Haryana, dituduh menugaskan Ajay Kashyap alias AK sebagai penembak utama, bersama empat orang lainnya yang ikut serta dalam konspirasi ini. Sebelum aksi mereka, Kashyap dan timnya melakukan survei di beberapa lokasi untuk menilai tingkat keamanan Salman Khan.
Mereka menemukan bahwa aktor tersebut memiliki pengamanan ketat, termasuk kendaraan antipeluru, sehingga mereka memutuskan untuk memerlukan senjata berteknologi tinggi guna menjalankan rencana pembunuhan.
Dalam salah satu negosiasi, Sukkha melakukan panggilan video dengan dealer senjata asal Pakistan, Dogar. Ia menunjukkan AK-47 dan senjata canggih lainnya yang dibungkus kain syal sambil membahas syarat-syarat pembelian. Dogar setuju untuk memasok senjata tersebut, sementara Sukkha sepakat membayar 50 persen di muka dan sisanya saat pengiriman tiba di India.
Penyelidikan juga mengungkap bahwa para penembak ini sedang menunggu persetujuan dari gangster Kanada, Goldie Brar, serta saudara Lawrence Bishnoi, Anmol Bishnoi, untuk melancarkan serangan tersebut.