Suara.com - Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Hossein Salami, mengeluarkan peringatan tegas kepada Israel pada Kamis (17/10), bahwa Iran siap melakukan pembalasan lebih lanjut jika Israel menyerang Iran, baik di kawasan maupun di dalam negeri. Peringatan ini muncul setelah Israel bersumpah untuk membalas serangan rudal Iran pada 1 Oktober lalu.
“Jika kalian melakukan kesalahan dan menyerang target kami, baik di wilayah ini atau di Iran, kami akan menyerang kalian lagi dengan lebih menyakitkan,” ujar Salami dalam pidatonya saat pemakaman seorang jenderal IRGC yang tewas dalam serangan Israel.
Jenderal tersebut, Abbas Nilforoushan, seorang komandan senior di Pasukan Quds IRGC, tewas pada 27 September lalu dalam serangan Israel di Beirut Selatan, bersama dengan pemimpin Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah.
Serangan rudal yang diluncurkan Iran pada 1 Oktober diklaim sebagai balasan atas pembunuhan Nilforoushan dan Nasrallah. Meskipun sebagian besar rudal Iran berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel, serangan tersebut menjadi tanda eskalasi ketegangan antara kedua negara.
Baca Juga: AS Ancam Batasi Bantuan Militer ke Israel Jika Gaza Kelaparan
Jenazah Nilforoushan, yang ditemukan minggu lalu, dibawa ke Iran untuk dimakamkan di kampung halamannya di Isfahan pada hari Kamis setelah melalui upacara pemakaman di Irak.
Salami dalam pidatonya juga mengkritik sistem pertahanan rudal THAAD yang baru-baru ini dikerahkan oleh Pentagon ke Israel.
“Jangan percaya pada sistem ini. Kalian tidak bisa membantai bangsa Muslim dan tetap merasa aman,” ujarnya.
THAAD, yang dirancang untuk mencegat target di luar dan dalam atmosfer, tidak dianggap sebagai sistem yang dapat diandalkan oleh Salami.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, sedang intensif melakukan diplomasi untuk meredakan konflik di Gaza dan Lebanon agar tidak meluas ke wilayah lain. Dalam hampir dua minggu terakhir, Araghchi telah mengunjungi berbagai negara seperti Lebanon, Suriah, Arab Saudi, Qatar, Irak, Oman, Yordania, dan saat ini berada di Mesir, sebelum melanjutkan perjalanan ke Turki.
Baca Juga: Situs Bersejarah Nabi Yakub di Lebanon Dihancurkan Israel
Peringatan Salami ini datang di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan, terutama setelah pembunuhan beberapa tokoh penting oleh Israel, termasuk pemimpin politik Hamas, yang memicu serangan rudal balasan dari Iran. Ketegangan ini terus memanas, sementara upaya diplomatik untuk meredam konflik masih berlangsung di berbagai negara di Timur Tengah.