Gencatan Senjata Gagal, Pemulangan Pengungsi Rohingya dari Bangladesh Tertunda

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Kamis, 17 Oktober 2024 | 10:43 WIB
Gencatan Senjata Gagal, Pemulangan Pengungsi Rohingya dari Bangladesh Tertunda
Pengungsi Rohingya. [ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemulangan pengungsi Rohingya dari Bangladesh mengalami keterlambatan karena gagal gencatan senjata antara junta militer dan pemberontak di Myanmar, ujar Duta Besar Myanmar untuk Bangladesh, U Kyaw Soe Moe, pada Rabu (16/10).

"Proses pemulangan pengungsi terhambat karena pelanggaran gencatan senjata oleh Tentara Arakan pada November 2023," jelas Soe Moe kepada Penasihat Urusan Luar Negeri Bangladesh, Md. Touhid Hossain, di Dhaka.

Hossain menegaskan pentingnya pemulangan pengungsi yang aman dan berkelanjutan serta kebutuhan akan perdamaian dan stabilitas di Myanmar. "Kestabilan kawasan sangat penting bagi kedua negara," kata Hossain kepada Soe Moe.

Dia juga mengungkapkan keprihatinan mendalam mengenai masuknya lebih dari 40 ribu pengungsi Myanmar ke Bangladesh baru-baru ini akibat konflik di negara-negara tetangga, menurut Kementerian Luar Negeri Bangladesh.

Baca Juga: Bocah 12 Tahun Ini Selamatkan 100 Nyawa Saat Banjir Menerjang Myanmar!

Saat ini, Bangladesh menampung sekitar 1,2 juta pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari tindakan keras militer di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, pada 2017.

Banyak pengungsi tinggal di kamp-kamp padat di Cox's Bazar, sementara sekitar 35 ribu orang telah dipindahkan ke Pulau Bhasan Char sejak 2020.

Kepala pemerintahan transisi Bangladesh, Muhammad Yunus, pada Senin (14/10), mengusulkan pendirian "zona aman" yang dijamin oleh PBB di Rakhine untuk membantu pengungsi dan mengatasi krisis kemanusiaan.

Myanmar kini berada di bawah kendali junta militer sejak Februari 2021 dan menghadapi perlawanan sengit dari berbagai kelompok etnis.

Setidaknya tiga kelompok etnis bersenjata dalam "Aliansi Persaudaraan" telah berjuang melawan junta sejak akhir Oktober untuk menguasai wilayah utara Myanmar, menyerang tentara dan mengambil alih beberapa kota serta pos militer, dengan banyak korban dilaporkan akibat serangan tersebut.

Baca Juga: Punya Komitmen Untuk Gencatan Senjata di Gaza, 26 Imam Muslim Dukung Kamala Harris di Pilpres AS

Gencatan senjata antara junta dan pemberontak, yang dimediasi oleh China, telah beberapa kali dilanggar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI