Suara.com - Shaban al Dalu, seorang mahasiswa teknik sistem komputer berusia 19 tahun, tewas tragis dalam serangan Israel di kompleks Rumah Sakit al Aqsa, Deir al Balah, Gaza, pada hari Senin.
Serangan tersebut menewaskan tiga orang dan melukai 40 lainnya, termasuk ibu Shaban, Alaa, yang juga tewas dalam kobaran api yang menghancurkan.
Pada saat serangan, Shaban bersama keluarganya yakni orang tua dan lima saudara kandungnya berlindung di tenda yang berada di dalam area rumah sakit. Tempat itu, kini menjadi perlindungan bagi banyak warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal.
Keluarga Shaban telah lima kali terpaksa mengungsi akibat konflik yang terus berkecamuk. Saat serangan terjadi, Shaban sedang dalam masa pemulihan dari cedera yang dialaminya sepuluh hari sebelumnya.
Baca Juga: Kabar Duka! Pemain Timnas Palestina Tewas dalam Serangan Udara Israel
Rekaman video dari kejadian tersebut, yang tersebar luas di dunia maya, memperlihatkan seorang korban yang terbakar, dan kemudian diidentifikasi oleh adik laki-laki Shaban, Mohammed, sebagai kakaknya.
"Saudaraku terbakar di depan mataku, dan aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk menolongnya," kata Mohammed kepada Sky News, dikutip Suara.com pada Rabu.
Shaban, yang memiliki impian untuk meninggalkan Gaza demi melanjutkan pendidikan dan membangun masa depannya, sempat membuat kampanye penggalangan dana awal tahun ini.
"Perang telah menghancurkan impianku," tulisnya.
"Waktu seolah terhenti di Gaza, dan kami terjebak dalam mimpi buruk yang tak berkesudahan." kata Shaban saat itu.
Baca Juga: Seorang Pemuda Terbakar Hidup-hidup saat Serangan Israel di Komplek Rumah Sakit Al-aqsa
Militer Israel menyatakan bahwa serangan tersebut menargetkan pusat komando dan kendali di dekat rumah sakit, dengan klaim bahwa para militan beroperasi di area tersebut. Namun, serangan ini menuai kritik luas, termasuk dari pejabat kemanusiaan PBB yang mengecam semakin tingginya korban sipil di Gaza.
“Sepertinya tidak ada akhir dari penderitaan yang harus dialami oleh warga Palestina di Gaza,” katanya.
Citra satelit menunjukkan bahwa kompleks rumah sakit tersebut telah enam kali diserang sepanjang tahun ini.