Suara.com - Save the Children, organisasi kemanusiaan terkemuka untuk anak-anak, mengatakan tidak ada tempat yang aman di Gaza di tengah serangan Israel yang terus berlanjut, menggambarkan situasi di wilayah Palestina itu sebagai "neraka yang sangat dalam".
"Apa yang kita lihat sekarang di Gaza tampak seperti neraka yang sangat dalam dengan laporan serangan terhadap anak-anak dan keluarga setiap hari. Tidak ada tempat yang aman," kata Jeremy Stoner, direktur regional Timur Tengah untuk kelompok amal tersebut, pada hari Senin.
Ia mengatakan bahwa warga Gaza yang sudah kelaparan di wilayah utara telah terputus dari makanan selama dua minggu terakhir saat mereka dibom.
Israel juga telah menjatuhkan bom di Gaza selatan yang ditujukan kepada keluarga-keluarga di utara demi keselamatan mereka, kata Stoner, seraya menambahkan bahwa apa yang disebut perintah evakuasi oleh rezim Israel berisiko menjadi perintah eksekusi karena anak-anak tidak diberi sarana untuk bertahan hidup.
Ia lebih lanjut mengatakan bahwa Save the Children pada hari Senin memulai putaran kedua vaksin polio untuk anak-anak di Deir Al-Balah, meskipun terjadi pemboman hebat.
Namun, ia menambahkan, "vaksinasi ini hanya menunda daripada mencegah rasa sakit anak-anak."
Stoner menggambarkan perang Gaza sebagai "perang terhadap anak-anak" dan menyerukan tindakan internasional segera untuk menyelamatkan anak-anak dan keluarga mereka.
"Tujuan militer apa yang dapat membenarkan pembantaian massal warga sipil seperti itu? Gagasan kerusakan tambahan tidak boleh digunakan untuk memaafkan pembunuhan anak-anak yang dapat diprediksi," katanya.
Di tengah perang yang berkepanjangan di Gaza, ribuan anak-anak termasuk Yasmine al-Shanbari, yang berusia tiga tahun, menderita penyakit kulit tanpa ada tanda-tanda kesembuhan.
Kekurangan obat-obatan dan terbatasnya operasional rumah sakit di daerah yang dikepung Israel ini memperburuk kondisi kesehatan mereka.
Selama sepuluh bulan terakhir, konflik antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas telah menghancurkan infrastruktur penting di Jalur Gaza.
Akibatnya, wilayah ini mengalami kekurangan air bersih, obat-obatan, dan penumpukan limbah, yang memicu berbagai penyakit kulit dan masalah kesehatan lainnya.
Ayah Yasmine, Ahmed al-Shanbari, merasa tidak berdaya melihat putrinya menderita bercak-bercak merah dan gatal di wajahnya.
"Penyakit ini sudah ada hampir 10 hari dan belum hilang," ungkapnya saat memangku Yasmine di sebuah sekolah yang rusak parah di kamp pengungsi Jabalia, Gaza utara.