Harapan Kecil di Tengah Kegelapan, Nasib Anak-Anak di Gaza Semakin Mengenaskan

Andi Ahmad S Suara.Com
Rabu, 16 Oktober 2024 | 02:20 WIB
Harapan Kecil di Tengah Kegelapan, Nasib Anak-Anak di Gaza Semakin Mengenaskan
Seorang anak laki-laki Palestina duduk ketika orang-orang memeriksa kehancuran menyusul serangan tentara Israel di sekitar tenda-tenda pengungsi di dalam tembok Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah, di Jalur Gaza, Palestina, Senin (14/10/2024). [Eyad BABA / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harapan kecil di tengah kegelapan, mungkin kalimat itu bisa menunjukkan kondisi saat ini yang terjadi di wilayah Gaza. Bahkan, seluruh warganya saat ini berharap bisa hidup normal seperti biasanya tanpa adanya serangan udara Israel.

Juru bicara UNICEF, James Elder mengatakan kondisi saat ini di jalur Gaza, Palestina yang memperlihatkan anak-anak semakin mengenaskan dari hari ke hari.

Apalagi saat ini mereka hanya mendapatkan pasokan makanan, air, dan obat-obatan yang semakin minim dan diperburuk serangan Israel serta pembatasan ketat bantuan kemanusiaan.

"Setiap hari, kekurangannya semakin parah," ujar Elder, menyoroti bahwa 85 persen dari Jalur Gaza berada di bawah perintah evakuasi dan dalam kondisi yang tak layak huni.

Dia juga menyoroti penurunan tajam dalam pengiriman bantuan kemanusiaan, terutama di bulan Agustus, yang mencatat jumlah bantuan terendah yang masuk ke Gaza sejak konflik dimulai.

Selain itu, baru-baru ini, tidak ada truk komersial yang diizinkan memasuki Gaza, sehingga memperparah situasi yang sudah ada.

Elder memperingatkan, jika pembatasan terhadap bantuan tidak segera dicabut dan serangan tidak dihentikan, situasi anak-anak yang sudah parah ini hanya akan semakin memburuk.

"Setiap harinya, kondisi bagi anak-anak semakin buruk dari hari sebelumnya, dan ini akan terus berlanjut selama serangan berlangsung dan pembatasan bantuan kemanusiaan terus diperketat," tambahnya.

"Sulit dibayangkan, tetapi besok akan lebih buruk bagi anak-anak daripada hari ini."

Baca Juga: Drama Penyelamatan di Perbatasan, 12 WNI Lolos dari Cengkeraman Sindikat Penipuan di Myanmar

Save the Children International juga menggambarkan Wilayah Pendudukan Palestina (OPT) sebagai "tempat paling mematikan di dunia bagi anak-anak saat ini."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI