Pasukan Perdamaian PBB Dihujani Tembakan di Lebanon, Dewan Keamanan Desak Gencatan Senjata!

Bella Suara.Com
Selasa, 15 Oktober 2024 | 15:52 WIB
Pasukan Perdamaian PBB Dihujani Tembakan di Lebanon, Dewan Keamanan Desak Gencatan Senjata!
Ilustrasi UNIFIL, Pasukan perdamaian PBB. (ANTARA/Anadolu/py)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan keprihatinan mendalam pada Senin (13/10) setelah beberapa posisi pasukan perdamaian PBB di Lebanon selatan ditembaki di tengah bentrokan antara militer Israel dan kelompok militan Hezbollah yang didukung Iran.

Dalam pernyataan yang diadopsi dengan suara bulat, 15 anggota dewan mendesak semua pihak untuk menjaga keselamatan dan keamanan personel serta fasilitas misi perdamaian PBB, yang dikenal sebagai UNIFIL.

“Pasukan perdamaian PBB dan fasilitas PBB tidak boleh menjadi sasaran serangan apa pun,” demikian pernyataan Dewan Keamanan, menegaskan kembali dukungan mereka terhadap UNIFIL dan pentingnya operasi tersebut dalam menjaga stabilitas regional.

Mereka juga menyerukan penerapan penuh resolusi 1701, yang diadopsi pada 2006 untuk menjaga perdamaian di perbatasan Lebanon-Israel.

Baca Juga: Tegas! Emir Qatar Sebut Agresi Israel di Tepi Barat dan Lebanon Bukan Kebetulan, Ada Agenda Tersembunyi?

Sejak operasi darat Israel di Lebanon dimulai pada 1 Oktober, posisi UNIFIL telah terdampak 20 kali, termasuk oleh tembakan langsung. Pada Minggu lalu, dua tank Israel bahkan menerobos gerbang pangkalan UNIFIL. Akibatnya, lima pasukan perdamaian terluka, termasuk satu yang tertembak peluru.

Permintaan Israel agar Pasukan PBB Mundur

Dalam beberapa minggu terakhir, Israel telah meminta pasukan UNIFIL untuk mundur sejauh 5 kilometer dari Garis Biru—garis pemisah yang dipetakan PBB antara Lebanon dan Israel—demi keselamatan mereka.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menarik pasukan perdamaian tersebut.

Namun, Kepala Pasukan Perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix, menegaskan bahwa pasukan UNIFIL tidak akan mundur.

Setelah memberikan penjelasan kepada Dewan Keamanan, Lacroix mengatakan bahwa pihaknya terus memantau situasi dan memiliki rencana kontingensi untuk berbagai skenario.

Baca Juga: Israel Abaikan Peringatan AS dan akan Tetap Serang Iran?

Ia juga menegaskan bahwa UNIFIL tetap menjalankan mandatnya untuk mendukung pasukan Lebanon dalam menjaga keamanan wilayah selatan negara itu.

Pentingnya Mandat UNIFIL

Mandat UNIFIL, sebagaimana diatur dalam resolusi 1701, adalah untuk membantu pasukan Lebanon menjaga wilayah selatan negara tersebut bebas dari kelompok bersenjata selain militer resmi Lebanon.

Namun, UNIFIL tidak memiliki kewenangan untuk mencegah permusuhan, kata Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, seraya menambahkan bahwa misi UNIFIL saat ini terancam oleh tindakan negara tertentu.

Sementara itu, Israel menyatakan bahwa pasukannya sedang bergerak di sepanjang perbatasan Lebanon untuk membongkar infrastruktur Hezbollah yang melanggar resolusi 1701.

Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menegaskan bahwa mandat UNIFIL perlu diperkuat agar dapat lebih efektif menghalangi aksi Hezbollah di wilayah tersebut.

Meski demikian, belum ada pembicaraan di Dewan Keamanan mengenai perubahan mandat UNIFIL, yang saat ini berlaku hingga Agustus 2025.

Baik Amerika Serikat maupun Prancis menekankan pentingnya memperkuat tentara Lebanon untuk mengimplementasikan resolusi 1701 dan menjaga stabilitas di wilayah tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI