Suara.com - Pengamat politik, Rocky Gerung menyebut jika masalah skandal akun Kaskus Fufufafa yang disebut-sebut menjadi milik Gibran Rakabuming Raka akan tetap menghantui di pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Menurutnya, gerakan masyarakat termasuk para mahasiswa akan terus menyoal etika Gibran sebagai Wapres terpilih usai mencuat skandal akun Fufufafa ke publik.
Pernyataan itu disampaikan Rocky Gerung dalam tayangan akun Youtube, Forum News Network (FNN) pada Senin (14/10/2024).
"Iya agenda mahasiswa terus berlanjut agenda oposisi pasti berlanjut hari ini juga saya kira ada. Pertemuan tokoh-tokoh yang tetap mempersoalkan legitimasi Gibran juga teman-teman mahasiswa tetap bersiap dalam satu minggu ini," ujar Rocky Gerung.
"Untuk bukan sekedar mengantisipasi tapi memastikan bahwa ada satu etika yang harus dipelihara oleh presiden baru yaitu mempersoalkan pendapat publik tentang Gibran," sambungnya.
Menurutnya, skandal akun Fufufafa yang menyeret nama Gibran itu akan menjadi bola panas ketika Prabowo menjadi presiden. Bahkan, Rocky Gerung memprediksi gelombang protes publik akan semakin masif setelah Presiden Jokowi lengser pada 20 Oktober 2024 mendatang.
"Tentu ini akan jadi beban pada Pak Prabowo di hari-hari pertama karena dalam kalkulasi saya kegiatan masyarakat sipil justru akan menjadi-jadi setelah Jokowi lengser," ujarnya.
"Kegiatan mahasiswa justru akan menjadi-jadi juga untuk memulai menguji apakah pemerintahan baru ini peka terhadap etika publik terutama etika kekuasaan itu bahwa di samping Pak Prabowo ada seseorang yang jadi target pemeriksaan etika karena soal Fufufafa masih berlangsung terus," imbuhnya.
Selain itu, Rocky menyebut jika sejauh ini publik masih menunggu sinyal dari Prabowo apakah membiarkan Gibran menjadi pendampingnya atau mempersilakan putra kandung Jokowi itu agar tetap diproses secara hukum terkait skandal akun Fufufafa.
"Tetap orang menunggu sinyal dari Pak Prabowo untuk mengucapkan final, apakah Gibran itu akan berlanjut sebagai wakil presidennya atau mungkin Pak Prabowo punya second thought untuk mengatakan bahwa oke silakan yang punya masalah dengan legitimasi. Pak Gibran silakan proses tapi sesuai dengan jalur-jalur hukum misalnya dan jalur-jalur etika kan itu hal yang juga normal. Karena tetap soal (masalah) Gibran ini akan menghantui publik Indonesia," ujarnya.