Netanyahu Desak PBB Tarik Pasukan Penjaga Perdamaian dari Lebanon, Sebut Jadi Tameng Hizbullah

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Senin, 14 Oktober 2024 | 08:14 WIB
Netanyahu Desak PBB Tarik Pasukan Penjaga Perdamaian dari Lebanon, Sebut Jadi Tameng Hizbullah
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada hari Minggu, Pemimpin Israel Benjamin Netanyahu meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menarik misi penjaga perdamaian PBB dari Lebanon selatan, seiring dengan berlangsungnya serangan darat di wilayah tersebut.

"Diharapkan agar Anda menarik UNIFIL dari basis pertahanan Hizbullah dan area pertempuran," demikian pernyataan Netanyahu dalam pesan berbahasa Ibrani yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Netanyahu mengklaim bahwa Angkatan Bersenjata Israel (IDF) telah berulang kali meminta penarikan ini, namun selalu ditolak, dengan tuduhan bahwa keberadaan misi tersebut hanya menjadi perisai bagi teroris Hizbullah.

"Beliau Sekretaris Jenderal, segera mundurkan pasukan UNIFIL dari daerah berbahaya. Ini harus dilakukan segera," tandas pemimpin Israel tersebut.

Baca Juga: Iran: Amerika Serikat 'Bunuh Diri' Jika Kirim Pasukan Untuk Bantu Israel

Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu. [AFP]
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu. [AFP]

Dua anggota penjaga perdamaian terluka pada hari Kamis (10/10) akibat serangan Israel terhadap pos pengamatan PBB di Lebanon selatan. Selain itu, pada hari berikutnya, sebuah peluru artileri mengenai pusat komando utama UNIFIL di Naqoura, yang terletak di daerah perbatasan.

Netanyahu menegaskan bahwa Israel "menyesalkan" cedera yang dialami oleh anggota penjaga perdamaian PBB, namun menekankan bahwa satu-satunya cara yang jelas untuk memastikan keselamatan mereka adalah dengan menarik mereka dari zona berbahaya.

"Penolakan Anda untuk mengevakuasi pasukan UNIFIL akan menjadikan mereka sandera Hizbullah, yang akan membahayakan keselamatan mereka dan juga anggota militer kami," ujar Netanyahu.

UNIFIL didirikan pada Maret 1978 untuk memverifikasi penarikan Israel dari Lebanon serta membantu pemerintah Lebanon dalam mengembalikan otoritas di wilayah tersebut. Dalam perkembangannya, mandat UNIFIL telah diperluas, terutama setelah perang Israel pada 2006, untuk memantau gencatan senjata dan menyediakan bantuan kemanusiaan.

Sejak 23 September, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon terhadap apa yang mereka klaim sebagai target Hizbullah, yang menyebabkan lebih dari 1.437 orang tewas, lebih dari 4.123 orang terluka, dan lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.

Baca Juga: 'Tak Takut Lawan Siapapun' Netanyahu Minta PBB Jauhi Lebanon

Serangan udara ini merupakan eskalasi dari konflik yang telah berlangsung selama setahun antara Israel dan Hizbullah, yang dimulai setelah serangan Israel di Jalur Gaza, di mana lebih dari 42.200 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah kehilangan nyawa sejak serangan Hamas tahun lalu.

Meski telah ada peringatan internasional terkait kemungkinan perang regional yang dapat terjadi di Timur Tengah akibat serangan yang intensif dari Israel terhadap Gaza dan Lebanon, Israel justru memperluas konflik tersebut sejak 1 Oktober dengan melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI