"Kami Bisa Mati Kapan Saja", Kesaksian Mencekam Staf Medis di Bawah Kepungan Israel di Gaza

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Senin, 14 Oktober 2024 | 04:50 WIB
"Kami Bisa Mati Kapan Saja", Kesaksian Mencekam Staf Medis di Bawah Kepungan Israel di Gaza
Ilustrasi tenaga medis di Gaza. [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ribuan orang terjebak di kamp Jabalia di Gaza saat pasukan Israel menyerang daerah tersebut, kata Médecins Sans Frontières (Dokter Lintas Batas) pada hari Jumat, seminggu setelah Israel melancarkan serangan di sana yang katanya ditujukan untuk menghentikan pengelompokan kembali Hamas.

Setidaknya 20 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka pada Jumat malam akibat serangan Israel di Jabalia, yang juga merusak empat rumah di dekatnya, kata petugas medis kepada Reuters. Jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat, mereka menambahkan.

Serangan militer Israel menewaskan sedikitnya 61 warga Palestina di seluruh Jalur Gaza pada hari Jumat, tambah petugas medis tersebut. Hampir setengah dari korban tewas, termasuk 20 orang yang tewas di rumah tersebut, terjadi di Jabalia, distrik utara yang merupakan kamp pengungsian bersejarah terbesar di Gaza.

Militer Israel mengatakan telah menewaskan puluhan militan di Jabalia, meskipun masih belum jelas berapa banyak korban tewas yang merupakan warga sipil dan bukan pejuang.

Baca Juga: Tegas! Iran Akan Bersama dengan Lebanon di Tengah Serangan Israel

"Tidak seorang pun diizinkan masuk atau keluar; siapa pun yang mencoba akan ditembak," kata koordinator proyek MSF Sarah Vuylsteke di X.

Lima staf MSF terjebak di Jabalia, katanya.

"Saya tidak tahu harus berbuat apa; kami bisa mati kapan saja. Orang-orang kelaparan. Saya takut untuk tinggal, dan saya juga takut untuk pergi," katanya mengutip Haydar, seorang pengemudi MSF.

Setidaknya 15 dari korban tewas di Jabalia sejak fajar disebabkan oleh serangan Israel yang menargetkan berbagai daerah, termasuk sekolah yang menampung orang-orang yang mengungsi, kantor berita resmi Palestina Wafa mengatakan, mengutip sumber-sumber medis.

Pertahanan Sipil Gaza mengatakan puluhan orang terluka oleh tembakan pesawat nirawak quadcopter Israel di sekolah yang sama.

Baca Juga: Prajurit TNI Jadi Korban Bidikan Tank Merkava Israel Di Lebanon, Begini Respons KASAD

Tidak ada komentar langsung dari militer Israel, yang sebelumnya mengatakan militan Gaza menggunakan tempat perlindungan tersebut untuk berlindung. Hamas membantahnya.

Militer Israel telah mengirim pasukan ke kota-kota terdekat Beit Hanoun dan Beit Lahiya serta Jabalia. Hamas mengatakan akan terus memerangi pasukan Israel.

Pejabat kesehatan Palestina telah melaporkan sedikitnya 130 kematian dalam operasi sejauh ini, sementara militer telah memerintahkan penduduk untuk mengungsi dari daerah-daerah yang menurut perkiraan PBB lebih dari 400.000 orang terjebak.

Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan kekhawatiran bahwa serangan Israel yang sedang berlangsung dan perintah evakuasi di Gaza utara dapat mengganggu fase kedua kampanye vaksinasi polio yang akan dimulai minggu depan.

Pejabat layanan kesehatan telah melaporkan bahwa puluhan fasilitas di Gaza berada di bawah perintah evakuasi dari militer Israel, yang mempersulit upaya kemanusiaan di tengah konflik.

Kelompok-kelompok bantuan melakukan putaran awal vaksinasi bulan lalu setelah seorang bayi lumpuh sebagian oleh virus polio tipe 2 pada bulan Agustus, kasus pertama di wilayah tersebut dalam 25 tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI