Israel Tetap Berperang saat Yom Kippur, Hari Paling Suci Bagi Umat Yahudi

Bella Suara.Com
Sabtu, 12 Oktober 2024 | 19:35 WIB
Israel Tetap Berperang saat Yom Kippur, Hari Paling Suci Bagi Umat Yahudi
Pasukan Israel siapkan invasi darat ke Lebanon. Tank pasukan Israel terlihat di daerah dekat perbatasan utara Israel dengan Lebanon pada Kamis (27/9/2024). ANTARA FOTO/Ayal Margolin/Xinhua/Spt.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Untuk pertama kalinya dalam hampir setengah abad, Israel berperang pada hari suci Yom Kippur. Jalan-jalan di Tel Aviv tampak kosong, dengan larangan berkendara yang ketat. Sementara warga Yahudi yang taat memilih tinggal di rumah, lainnya terlihat berjalan santai di boulevard yang bebas dari lalu lintas.

Di tengah ketenangan di kota pesisir ini, ancaman lebih besar masih mengintai. Meskipun pertempuran berkecamuk di Gaza dan Lebanon, ada kekhawatiran bahwa front yang lebih luas dapat terbuka sewaktu-waktu.

Di Gaza, Israel melancarkan serangan darat untuk ketiga kalinya di lokasi yang sama. Di utara Jalur Gaza, Hamas kembali muncul, memicu serangan balasan dari Israel yang menewaskan banyak warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.

Para pengkritik Israel menuduh bahwa negara ini mencoba membersihkan wilayah utara Gaza sepenuhnya untuk dijadikan zona pendudukan tertutup, klaim yang dibantah oleh pemerintah Israel.

Baca Juga: 2 jadi Korban, Kondisi Terbaru Pasukan TNI di Lebanon usai Israel Bombardir Markas UNIFIL

Sementara itu, di utara, operasi terbatas Israel di Lebanon semakin tampak seperti invasi jangka panjang. Pasukan Israel telah memperluas serangan mereka ke sektor barat pesisir, bahkan membuat penjaga perdamaian PBB menjadi sasaran tembak.

Meskipun Israel menyatakan serangan itu tidak disengaja, klaim ini dibantah oleh negara-negara seperti Prancis, Spanyol, dan Italia, yang menilai serangan itu sebagai tindakan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian internasional.

Situasi semakin kompleks ketika sebuah drone milik Hezbollah berhasil menghindari pertahanan udara Israel dan jatuh di sebuah apartemen di Herzliya, kawasan elit di Tel Aviv. Meski tak ada korban, insiden ini menunjukkan semakin tingginya risiko serangan di dalam negeri Israel.

Di tengah eskalasi ini, pemerintah Israel juga mempertimbangkan langkah berikutnya terhadap musuh bebuyutan mereka, Iran. Serangan balistik kedua dari Iran dengan 200 rudal di awal bulan ini telah memicu perdebatan di kabinet Israel mengenai respon yang tepat.

Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, meskipun langkah ini hampir mustahil dilakukan tanpa bantuan Amerika Serikat, yang telah menolak untuk terlibat.

Baca Juga: Ternyata Begini Nasib Warga Kristen Lebanon yang Terjebak di Tengah Konflik Israel-Hezbollah

Rencana lain termasuk menargetkan ekonomi Iran, khususnya sektor minyak, yang diyakini akan memukul rakyat Iran namun berisiko mendorong mereka untuk mendukung rezim yang tengah mereka lawan. Serangan semacam ini juga dapat memperluas konflik, melibatkan negara-negara Teluk dan menarik Amerika Serikat ke dalam pertempuran lebih besar di wilayah tersebut.

Dengan hanya beberapa jam tersisa di hari Yom Kippur, ketenangan di Tel Aviv tampaknya tidak akan bertahan lama. Israel harus segera menentukan langkah selanjutnya, yang mungkin akan memicu perang yang lebih besar dan berbahaya di Timur Tengah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI