Suara.com - Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan kelebihan dan kekurangannya dalam menjalani tugas kenegaraannya sebagai Presiden Republik Indonesia (RI) selama dua periode, yakni 2004-2009 dan 2009-2014. Meski begitu, ia menyatakan tidak pernah berselingkuh kepada konstitusi.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat peluncuran buku di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan pada Kamis (10/10/2024).
"Kita merampungkan tugas kita dengan segala kelebihan dan kekurangan kita. Tentu banyak kekurangan kita, ada kelemahan kita, ada beberapa hal yang tidak bisa kita lakukan, tetapi kita tidak berselingkuh kepada sistem, kepada konstitusi, kepada hal-hal yang patut dipedomani dalam kehidupan bernegara," kata SBY.
Untuk diketahui, buku yang diluncurkan tersebut merupakan karya sejumlah menteri yang pernah bertugas di era kepemimpinan SBY-Jusuf Kalla. Adapun buku yang diluncurkan berjudul 'Perjalanan dan Capaian Kabinet Bersatu I (2004-2009)' dan 'Di Balik Layar Kabinet: Testimoni dan Refleksi Perjuangan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu'.
Baca Juga: Digandeng Kemenkes buat Perangi Nyamuk Malaria, SBY Curhat Temui Prabowo, Kenapa?
Dalam buku 'Perjalanan dan Capaian Kabinet Indonesia Bersatu I (2004-2009)' berisi catatan pengalaman serta kesan sejumlah menteri dalam membuat keputusan pada masa pertama kepemimpinan SBY saat menjadi presiden.
Berbagai hal pengalaman dalam membuat kebijakan atau keputusan diambil, mulai dari kenaikan harga BBM, mengupayakan pendekatan humanisme di penyelesaian konflik Aceh, dan penguatan kebijakan ESDM untuk pemulihan ekonomi.
Masih dalam sambutannya, SBY kemudian mengungkapkan dukungannya kepada Prabowo Subianto yang akan dilantik menjadi presiden pada 20 Oktober mendatang.
"Kita sangat mencintai negeri ini, kita semua merah putih, jangan ragukan, jangan ragukan, oleh karena itu kita punya hak untuk menyampaikan pendapat dan mendoakan tentu siapapun yang menjadi presiden, pemilu menakdirkan Pak Prabowo, saya akan mendukung beliau supaya sukses. Kalau sukses rakyatnya senang, nama Indonesia bagus," ujar dia.
Untuk itu, ia kemudian mengajak semua pihak untuk menyatukan perbedaan dalam politik dan meletakan persaudaraan serta solidaritas di atasnya.
Baca Juga: SBY Ngaku Tak Cawe-Cawe Gelar Doktor AHY, Fedi Nuril: sedang Menyindir Seseorang?
"Marilah kita jaga persahabatan, perbedaan posisi politik jangan membikin kita jauh satu sama lain. Kita berbeda posisi politik, berbeda partai politik. Kebersamaan kita seperti ini our solidarity, our brotherhood harus diletakkan di atas politik, brotherhood over politic, insyaallah bisa," katanya.