Berobat Hanya dengan Membawa Ponsel
Selain memberikan ketenangan ketika berobat, program JKN juga memudahkan pasien mendapatkan pelayanan asuransi milik pemerintah itu. Sukendi, Warga Kota Semarang tak menyangka hanya dengan bermodalkan smartphone dan sidik jari, ia kini bisa berobat. Hal itu dirasakan Sukendi karena setiap bulan harus melakukan pemeriksaan ke klinik yang ada di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum, Kota Semarang.
"Tidak tersendat dan lebih mudah," ucap pria berusia 70 tahun itu.
Sukendi mengaku sudah sekitar lima tahun terakhir harus rutin melakukan pemerikaan ke dokter lantaran mengalami gangguan hipertensi. Namun demikian, dia mengaku beruntung karena terdaftar dalam program JKN. Jika tidak, dia harus mengeluarkan biaya yang cukup tinggi untuk berobat setiap bulannya.
"Semua (biaya pengobatan) dicover BPJS, saya BPJS mandiri, setiap bulannya bayar sendiri sama istri dan ternyata bermanfaat. Kalau bayar sendiri bisa sampai Rp1 juta sekali periksa," ujarnya.
Perlu diketahui, BPJS Kesehatan terus mengembangkan berbagai kanal layanan bagi peserta JKN. Salah satunya melalui sistem fingerpirnt untuk mengurai antrean dan tidak disalahgunakan. Sistem sidik jari untuk memastikan pasien menggunakan haknya. Dengan begitu, data peserta BPJS Kesehatan juga semakin aman.
Kemudahan-kemudahan yang dirasakan oleh peserta BPJS Kesehatan tidak lain berkat araha kebijakan Presiden Jokowi. Dalam beberapa kesempatan, Jokowi selalu menekankan agar program JKN-KIS memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat. Jokowi berharap, kartu tersebut dapat menjadi pegangan apabila masyarakat membutuhkan penanganan medis.
“Kartu KIS/BPJS itu dinggo (dibuat) jaga-jaga kalau sakit sudah tidak dipungut biaya. Tapi yang paling penting Bapak Ibu kedah (harus) sehat,” tutur Jokowi seperti dilansir dari presidenri.go.id.
Sebagai informasi, berdasarkan data BPJS Kesehatan, per 1 Agustus 2024, jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah mencapai 276.520.647 jiwa atau setara dengan 98,19% dari total penduduk Indonesia. Angka ini mencerminkan bahwa selama satu dekade Jokowi memimpin, negara berkomitmen kuat memastikan akses kesehatan bagi seluruh negara.
Baca Juga: Tanpa Jaminan, Program Pembiayaan Ini Bantu Pasien Dapatkan Layanan Kesehatan
Adapun untuk mendukung akses layanan kesehatan yang luas, per 1 Agustus 2024, BPJS Kesehatan bekerjasama dengan 23.205 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan 3.219 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).