Suara.com - Markas pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon Selatan menjadi sasaran tembak Pasukan Israel pada Rabu dan Kamis kemarin. Serangan itu terjadi saat Pasukan Israel melancarkan kontak senjata dengan Hizbullah.
Dalam insiden tersebut, dua pasukan penjaga perdamaian dikabarkan terluka saat satu tank milik Israel menembaki menara observasi di markas utama pasukan penjaga perdamaian PBB di Naqoura hingga membuat mereka terjatuh.
"Tidak ada korban dalam dua insiden lainnya," kata sumber PBB mengutip Alarabiya.
Meski begitu, pihak UNIFIL mengatakan bakal menindaklanjuti serangan yang dilakukan Israel terhadap pasukan PBB karena terkategori pelanggaran hukum humaniter internasional.
Baca Juga: Bom Israel Hancurkan Gereja di Lebanon Selatan, Tewaskan Warga Sipil
"Setiap serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional," kata UNIFIL dalam sebuah pernyataan.
Untuk diketahiui, pasukan penjaga perdamaian UNIFIL di Lebanon didirikan pada tahun 1978 dan diperbesar setelah perang tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah.
Menyitat situs web UNIFIL, pasukan penjaga perdamaian tersebut memiliki 10.500 personel, dengan negara-negara penyumbang utama termasuk Prancis, Italia, Indonesia, Malaysia, dan Ghana.
UNIFIL mengatakan, Tentara Israel juga telah menembaki posisi PBB di Ras Naqoura hingga menghantam pintu masuk bunker tempat pasukan penjaga perdamaian berlindung, dan merusak kendaraan serta sistem komunikasi.
"Sebuah pesawat nirawak IDF terlihat terbang di dalam posisi PBB hingga ke pintu masuk bunker," kata UNIFIL.
Baca Juga: AS Peringatkan Israel: Jangan Ulang Kehancuran Gaza di Lebanon!
Pada hari sebelumnya, Pasukan Israel telah menembaki dan menonaktifkan kamera pemantau perimeter di tempat tersebut.
"Mereka juga dengan sengaja menembaki dan merusak posisi lain," katanya.