Mengenang kembali kenangan di rumah, Anat merindukan keindahan alam di sekitarnya.
“Kami biasa bangun pagi dan berjalan-jalan di hutan, melihat bunga-bunga, hanya tiga menit berkendara menuju pantai. Itu adalah tempat terindah,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Sky News melaporkan perjalanan ke Shlomi, untuk mengunjungi rumah Anat yang terpaksa ditinggalkannya.
Kota ini, yang terletak di sebelah barat laut Israel, dekat dengan pantai Mediterania dan berbatasan langsung dengan Lebanon, dulunya merupakan komunitas yang hidup, tetapi kini mayoritas penduduknya telah pergi karena perang, meninggalkan kucing-kucing berkeliaran di jalanan yang sepi.
Saat berdiri di luar rumah dua lantai milik Anat yang dikelilingi pohon lemon, suara pesawat tempur terdengar di atas, diikuti oleh suara ledakan di dekatnya.
“Kami segera mencari tempat berlindung sebelum keluar lagi,” ungkap salah satu anggota tim Sky News, dikutip suara.
Di jalan yang sama, terlihat Iris Uzana, seorang ibu berusia 55 tahun, yang juga melarikan diri dari lingkungan tersebut tahun lalu. Semua tiga anaknya sedang bertugas di militer, termasuk satu yang terluka dalam pertempuran melawan Hamas di Gaza.
“Sangat sulit. Kamu tidak tenang,” katanya tentang perasaannya sebagai ibu yang memiliki anak-anak yang berperang.
Ketika ditanya apakah ia mendukung operasi militer tersebut, meski anak-anaknya berisiko, Iris menjawab, “Ya, tentu saja. Ini demi kepentingan kami, agar kami bisa kembali ke rumah dengan aman dan damai.”