Lebih lanjut, Otto juga mengatakan resolusi pada rekaman CCTV yang ditampilkan di persidangan sudah berkurang. Padahal, menurut dia rekaman CCTV itu semula memiliki high revolution, lalu berubah menjadi standard revolution sehingga gambarnya menjadi kabur.
"Di BAP Christoper mengatakan bahwa sebenarnya CCTV yang dia lihat itu adalah high definition, maksudnya standarnya tinggi. Bahkan dia katakan itu 1920x1080 pixel, itu yang dari Christoper. Tapi apa yang terjadi? Di keterangannya M Nuh dan ini yang kita lihat diputar di persidangan itu, itu sudah berubah. Sudah menjadi standard definition. Artinya kualitasnya menurun, yang tadinya 1920 tinggal separuh, menjadi 960x576 pixel," ungkap Otto.
Dia mengatakan perbedaan warna pada gelas di meja Jessica dan Mirna juga menunjukkan menurunnya resolusi CCTV tersebut.
![Otto Hasibuan saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (28/11/2023) [Suara.com/Tiara Rosana].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/06/04/56502-otto-hasibuan-saat-ditemui-di-kawasan-sudirman-jakarta-selatan-selasa-28112023.jpg)
Otto mengungkapkan ada 37 hal pada CCTV itu yang berubah karena diduga direkayasa. Dia juga mengatakan pihaknya akan mengajukan Rismon Sianipar sebagai ahli dalam sidang permohonan PK tersebut.
"Jadi mungkin saya tidak perlu jelaskan 37-nya. Tapi bagi masyarakat kan sudah tahu bahwa dengan orang ini dihukum melakukan pembunuhan dengan menggunakan petunjuk, ini pertimbangan hakim loh, petunjuk di CCTV, ternyata CCTV ini sudah hasil rekayasa. Kita bilang dugaan rekayasa tapi Rismon Sianipar bilang rekayasa. Maka Risman Sianipar akan kami ajukan sebagai saksi dalam persidangan untuk membuktikan kebenaran bahwa ini rekayasa. Jadi itulah novum yang paling utama," ujar Otto.
"Tapi dengan hilangnya peristiwa ini jadi cukup dugaan kita untuk membuktikan bahwa bukan Jessica yang melakukannya. Ada peristiwa ini ada 37, tapi saya tidak perlu menjelaskan 37-nya. tapi cukup bagi kita untuk meyakini bahwa CCTV itu hasil rekayasa berdasarkan keterangan Rismon dan mudah-mudahan ini bisa kita buktikan di dalam persidangan," tandas dia.
Jessica Wongso Bebas Bersyarat
Sebelumnya, Jessica dinyatakan bebas bersyarat usai menjalani pidana penjara selama delapan tahun di Lapas Pondok Bambu, Jakarta Timur sejak Minggu (18/8/2024).
Kepala Kelompok Kerja Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Deddy Eduar Eka Saputra menjelaskan Jessica mendapatkan remisi 58 bulan 30 hari.
Baca Juga: Demi Jaga Marwah, KPK Harus Bebastugaskan Alex Marwata Agar Hadir di Polda Metro Jaya Jumat
"Selama menjalani pidana, yang bersangkutan telah berkelakuan baik berdasarkan Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana dengan total mendapat Remisi sebanyak 58 bulan 30 hari," kata Deddy dalam keterangannya, Minggu (18/8/2024).