Provinsi Gaza Utara Semakin Berbahaya, Israel Tutup Akses Masuk Air, Makanan dan Obat-obatan

Andi Ahmad S Suara.Com
Rabu, 09 Oktober 2024 | 16:10 WIB
Provinsi Gaza Utara Semakin Berbahaya, Israel Tutup Akses Masuk Air, Makanan dan Obat-obatan
Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, pada Senin (7/10/2024) menggambarkan situasi di Gaza sebagai "terjun bebas ke dalam barbarisme," menyoroti kebutuhan mendesak akan diplomasi dan penghentian kekerasan. /ANTARA/Anadolu/py
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Provinsi Gaza Utara Palestina semakin berbahaya saat ini, apalagi Tentara Israel menutup akses masuknya air, makanan hingga obat-obatan.

Menurut Pertahanan Sipil Palestina, Tentara Israel telah melakukan pembantaian di provinsi Gaza Utara dalam serangan skala besar.

"Mereka memberlakukan pengepungan ketat yang mencegah masuknya air, makanan, dan obat-obatan,” kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan pada Selasa (8/10) malam.

Israel, lanjutnya, telah melakukan pembantaian terhadap warga sipil yang mengakibatkan puluhan orang menjadi martir dan ratusan lainnya terluka.

Baca Juga: Tegang! Kepercayaan AS pada Israel Merosot Tajam, Serangan Balasan Picu Krisis Diplomatik

Dikatakan juga bahwa jenazah para korban masih tergeletak di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka akibat serangan tentara Israel terhadap ambulans dan kru pertahanan sipil.

Pertahanan Sipil Palestina itu juga mencatat bahwa militer Israel mengancam penggusuran terhadap lebih dari 200.000 penduduk di wilayah dan lingkungan Gaza Utara dan melakukan pembantaian untuk memaksa warga sipil melarikan diri.

Kementerian Kesehatan Gaza sebelumnya mengatakan bahwa tentara Israel meminta pasien dan staf dievakuasi ke RS Kamal Adwan, RS Indonesia, dan RS Al-Awda.

Tentara Israel mengancam rumah sakit tersebut dengan penghancuran, pembunuhan dan penangkapan, jika mereka tidak melakukan evakuasi, serupa dengan apa yang terjadi di Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza yang telah dikepung selama berminggu-minggu sejak November tahun lalu, kata kementerian tersebut.

Tentara Israel pada Minggu (6/10) mengumumkan dimulainya operasi militer di Jabalia yang diklaim untuk mencegah Hamas mendapatkan kembali kekuatan di wilayah tersebut, menyusul serangan sengit selama berjam-jam di wilayah timur dan barat Gaza utara dalam pertempuran paling sengit sejak Mei.

Baca Juga: Kisah NGO di Lebanon Bertaruh Nyawa Selamatkan Hewan di Tengah Hujan Bom Israel

Saksi mata melaporkan bahwa kendaraan militer darat Israel mencapai wilayah di Gaza barat laut.

Kemudian pada Selasa (8/10), tentara Israel memperingatkan warga Palestina untuk mengungsi dari rumah dan kamp mereka di kota Jabalia dan menuju ke selatan melalui “koridor yang aman,” sementara Kementerian Dalam Negeri Gaza memperingatkan warga untuk tidak mematuhinya karena hal tersebut adalah penipuan dan kebohongan.

Pada Senin, tentara mulai menggusur warga Palestina secara paksas dari tiga kota di Gaza utara dalam apa yang tampaknya merupakan implementasi tidak resmi dari “Rencana Jenderal” yang bertujuan untuk membersihkan utara Gaza dan memberlakukan pengepungan penuh yang berpotensi membuka jalan untuk perluasan permukiman. [Antara].

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI