Suara.com - Perasaan lega dan aman dirasakan oleh Ni Kadek Sriari (21), salah satu Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali yang bisa dipulangkan dari Lebanon yang masih bergelut dengan situasi perang.
Perempuan yang akrab dipanggil Sri itu sebelumnya bekerja sebagai terapis spa di Ibu Kota Lebanon, Beirut. Dia bekerja selama 1,5 tahun di kota itu tanpa hambatan berarti.
Namun, situasi berubah saat Kementerian Luar Negeri menetapkan Lebanon berstatus siaga 1 akibat peperangan yang pecah di sana pada Agustus 2024 lalu. Sri yang bekerja di sektor pariwisata pun merasakan menurunnya wisatawan akibat perang yang melibatkan Hezbollah dan Israel.
Sejak itu, Sri sejatinya sudah sempat meminta pulang ke Indonesia kepada atasannya karena merasa tidak aman. Namun, atasannya tidak mengizinkannya karena berdalih situasi menegangkan itu sudah menjadi hal biasa di Lebanon.
“(Tidak diizinkan) karena di Lebanon udah bisa dengar begitu, bom-bom itu, dia bilang gak apa-apa ini udah biasa di sini,” ujar Sri saat ditemui di rumahnya di Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Rabu (9/10/2024).
Namun, konflik lebih besar meledak Jumat (27/9/2024) melanda Kota Beirut. Konflik tersebut juga sampai terjadi di dekat tempat tinggalnya. Dia bersama temannya harus berdiam diri di apartemennya selama tiga hari akibat baku tembak yang terjadi.
Dia mengaku juga mendengar baku tembak yang terjadi tepat di bawah bangunan apartemennya itu. Hingga akhirnya dia dan temannya mengiyakan imbauan KBRI untuk segera pulang ke Indonesia.
“Kita nggak dikasih keluar sama yang punya rumah itu soalnya di luar berbahaya. Sudah digembok semua wilayah kita,” tutur perempuan yang sebelumnya bersekolah di SMKN 1 Tampaksiring itu.
“Tiga hari kami gak keluar (apartemen), gak kerja. Terus kita ngasih tahu KBRI bahwa kita mau dievakuasi,” imbuhnya.
Baca Juga: 7 Pesona Ketut Permata Juliastrid, Wanita Asal Bali Pemenang Miss Cosmo 2024
Sejak saat itu, Sri menempuh perjalanan darat berhari-hari sejak Selasa (1/10/2024) dengan bus dari KBRI. Dia juga melihat banyak kamp pengungsian dalam perjalanannya karena banyak orang yang mengungsi ke Beirut.