Salah satu momen yang selalu dikenang ialah detik-detik eksekusi yang membawa Guevara pada akhir perjuangannya. Ia menantang eksekutornya untuk segera menjalankan tugas, mengingat orang tersebut sempat meragu.
“Aku tahu kau akan membunuhku.Tembaklah aku, Pengecut! Kau hanya akan membunuh seorang manusia,” katanya dengan tenang.
Selama penangkapannya, Guevara menunjukkan keberanian dan ketenangan yang luar biasa. Ia diyakini mengucapkan kata-kata yang terkenal, "Saya tidak ingin mati. Tetapi jika saya harus mati, saya ingin mati seperti seorang revolusioner."
Kematian Guevara tidak hanya mengakhiri kehidupan seorang revolusioner, tetapi juga mengubahnya menjadi simbol perjuangan bagi banyak orang di seluruh dunia.
Setelah eksekusi oleh tentara Bolivia, ia dianggap sebagai pahlawan martir oleh generasi kiri di seluruh dunia, dan citranya menjadi ikon radikalisme kiri dan anti-imperialis.
Legasi
Kematian Che Guevara membangkitkan gelombang protes di Kuba dan di sejumlah negara lainnya. Banyak orang menganggapnya sebagai martir yang memberikan inspirasi untuk terus melawan penindasan dan ketidakadilan. Gambar ikonik Guevara yang tersenyum, terutama foto yang diambil oleh Alberto Korda, menjadikannya simbol revolusi dan perlawanan.
Legasi Guevara terus hidup di dalam buku-buku, film, dan gerakan sosial yang mendukung keadilan sosial dan perubahan politik. Gagasan dan filosofi Guevara tentang perang gerilya dan perjuangan anti-imperialis masih menjadi referensi dalam diskursus politik di berbagai belahan dunia.
Kematian Che Guevara, meski tragis, telah menempatkannya sebagai salah satu ikon paling dikenal dalam sejarah dunia modern, simbol perlawanan yang tak akan terlupakan.
Baca Juga: Hasil Copa America 2024: Amerika Serikat Mudah Bekuk Bolivia Lewat Gol Kilat Christian Pulisic