Nasib Kelas Menengah Terancam Miskin Ekstrem, Menko PMK: Tingkat Pengangguran jadi Tantangan Tersendiri

Selasa, 08 Oktober 2024 | 21:50 WIB
Nasib Kelas Menengah Terancam Miskin Ekstrem, Menko PMK: Tingkat Pengangguran jadi Tantangan Tersendiri
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy. (Suara.com/Lilis)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia Muhadjir Effendy memastikan pemerintah akan memantau penurunan masyarakat kelas menengah. Muhadjir mengatakan, fenomena masyarakat menengah turun kelas itu sangat mengkhawatirkan. Namun, dia memastikan bahwa pemerintah masih bisa menahan laju penurunan tersebut.

Diketahui, berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan kelas menengah tercatat dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta orang pada 2024. Penurunan ini setara dengan 9,48 juta orang yang turun kasta dari kelas menengah. 

"Kami terus memantau jangan sampai penurunan kelas menengah itu kemudian merosot sampai tingkat paling bawah, yakni hampir miskin, miskin, sampai miskin ekstrem. Sekarang kan Alhamdulillah masih bisa ditahan penurunannya itu pada level yang aspiring middle class. Ini kelas menengah bawah tapi belum sampai bawah, mudah-mudahan tidak," kata Muhadjir ditemui di kantor Kemenko PMK di Jakarta, Selasa (8/10/2024). 

Menko PMK Muhadjir Effendy. (Suara.com/Lilis Varwati)
Menko PMK Muhadjir Effendy. (Suara.com/Lilis Varwati)

Muhadjir menambahkan, penurunan tingkat ekonomi yang dibiarkan terus bisa jadi merosot menjadi kelas hampir miskin. Kemudian, bisa jadi merosot makin cepat menjadi kelas ekonomi.

Baca Juga: Minta Rakyat Bergerak Lengserkan Gibran pada 21 Oktober karena Skandal Fufufafa, Seruan Amien Rais Disorot: Makar?

Menurut Muhadjir, salah satu penyebabnya karena saat ini terjadi deflasi. Sehingga banyak masyarakat yang tetap menyimpan uangnya dan tingkat belanja rendah, sehingga perputaran ekonomi pun lambat. Menyikapi kondisi itu, Muhadjir menekankan pentingnya perluasan lapangan kerja.

"Sebetulnya yang paling dapat disentuh ya lapangan kerja. Sekarang kan tingkat pengangguran cenderung jadi tantangan sendiri. Dan tugas saya jangan sampai yang di aspiring middle class itu nanti turun ke bawah sampai ke lower class. Dan ini suatu pekerjaan yang sedang kita lakukan," tuturnya.

Berdasarkan keterangan BPS yang menggunakan acuan Bank Dunia, standar kelas dilihat berdasarkan pengeluaran seseorang per kapita per bulan. Kelompok menuju kelas menengah dikategorikan memiliki pengeluaran bulanan 1,5 hingga 3,5 kali garis kemiskinan. Sedangkan kelompok kelas menengah atas memiliki pengeluaran bulanan 3,5 hingga 17 kali garis kemiskinan.

Dengan acuan tersebut, kelompok kelas menengah pada 2024 dikatakan memiliki pengeluaran bulanan sebanyak Rp 2,04 juta hingga Rp 9,9 juta. Sedangkan kelompok menuju kelas menengah adalah mereka dengan pengeluaran bulanan per orang Rp 874.398 hingga Rp 2,04 juta.

Baca Juga: Janji Naikkan Gaji usai jadi Presiden, Prabowo ke Para Hakim: Sabar Sebentar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI