Suara.com - Dalam sebuah rekaman hitam-putih yang mengejutkan, pemimpin Hamas, Yahya Sinwar (62) tahun, tampak mengangkut tas besar yang diduga berisi sekitar 25 kg dinamit melalui terowongan sempit. Rekaman tersebut diklaim merupakan detik-detik terakhir keberadaan Sinwar, yang terjadi setelah konflik berdarah antara Israel dan Hamas semakin meningkat.
Menurut sumber, setelah rekaman tersebut berakhir, Sinwar dikelilingi oleh sekitar 20 sandera. Seorang mantan interogator Shin Bet, Kobi Michael, menyatakan tas itu berisi sekitar 25 kg dinamit.
"Di sekelilingnya ada setidaknya 20 sandera... Beberapa kali kami memiliki kesempatan untuk membunuhnya, tetapi jika kami melakukannya, dia akan membunuh semua sandera di sekelilingnya." katanya.
Meskipun banyak pihak mencemaskan nasib para sandera, diperkirakan sekitar 97 orang yang diculik pada 7 Oktober 2023 masih berada di Gaza satu tahun setelah kejadian tersebut. Tak diketahui berapa banyak dari mereka yang mungkin telah meninggal selama dalam tahanan.
Baca Juga: AS Ikut Campur Saat Israel Hancurkan Gaza, Ada Kesedihan Warga Amerika Serikat: Perlu Ada Perubahan
Sementara itu, panglima militer Israel mengumumkan pada hari Minggu bahwa sayap militer Hamas telah dikalahkan.
Dalam satu tahun penyerangan balasan terhadap serangan lintas batas oleh Hamas, bombardir tanpa henti Israel di Gaza telah mengakibatkan lebih dari 40.000 kematian, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Militer Israel mengklaim telah menghancurkan lebih dari 40.000 target, menemukan 4.700 lubang terowongan, dan menghancurkan 1.000 lokasi peluncuran roket selama serangan yang berlangsung selama setahun ini.
Sinwar sendiri tampak tidak merasa menyesal atas serangan 7 Oktober tersebut, meskipun tindakannya telah memicu invasi Israel yang menyebabkan kematian puluhan ribu warga Palestina dan menghancurkan tanah airnya.
Sejak saat itu, daftar pemimpin Hamas yang terbunuh semakin panjang, termasuk Mohammed Deif, kepala Brigadir al-Qassam, dan Saleh al-Arouri, yang terbunuh dalam ledakan di Dahiyeh, Beirut.
Baca Juga: Serangan Udara Terus Diluncurkan Israel, 250 Ribu Orang Tinggalkan Lebanon