Suara.com - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas jadi perbincangan publik setelah namanya disebut bakal menjadi menteri kabinet Prabowo-Gibran.
Munculnya nama Azwar Anas sebagai menteri era Prabowo-Gibran ini menarik perhatian sebab diketahui mantan Bupati Banyuwangi berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Spekulasi menyebutkan bergabungnya Azwar Anas ke kabinet Prabowo-Gibran merupakan sinyalemen PDIP bakal bergabung ke pemerintahan Prabowo.
Silsilah Keluarga Abdullah Azwar Anas
Baca Juga: 4 Fakta Keluarga Rizki Natakusumah Suami Bebi Tsabina, Lekat dengan Dinasti Politik
Abdullah Azwar Anas lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, pada 6 Agustus 1973 dari pasangan KH. Achmad Musayyidi dengan Nyai Hj. Siti Aisyah.
Sang ayah, KH Achmad Musayyidi adalah seorang kiai kampung, pengasuh Pondok Pesantren Mabadi’ul Ikhsan, Desa Karangdoro Banyuwangi.
Sementara Nyai Siti Aisyah adalah pembina Yayasan Pondok Pesantren Mabadi'ul Ihsan. Dari garis keturunan Siti Aisyah, nasab Azwar Anas bersambung sampai ke Sunan Ampel, salah satu Wali Songo.
"Dari Nyai Aisyah inilah tersambung nasab kepada KH. Muhammad Rowi. Kiai Rowi merupakan keturunan Nyai Halimah binti Abd Quddus bin Abd Karim Saregading Ambunten yang berhulu ke Sunan Ampel," ujar Pengasuh Pesantren Darul Lughah wa-d-Da’wah (Dalwa) Putri, Pasuruan Dr. KH. Habib Segaf Baharun.
Kiai Rowi kemudian hijrah ke Guluk-Guluk untuk berdakwah dengan mendirikan Pesantren Langgar Asem. Dari sini, Kiai Rowi dikenal Bujhu Gerrasem.
Baca Juga: Geledah Rumah Keluarga Eks Gubernur Malut, KPK Sita Uang dan Barang Elektronik
Kiai Rowi banyak melahirkan ulama yang menjadi ulama terkemuka. Di antaranya adalah Pesantren Al-Bustan Banyugiri, Guluk-Guluk, Sumenep dan KH Thaifur Ali Wafa pengasuh pesantren Assadad Ambunten.
Selain itu ada pula KHR Ahmad Azaim Ibrohimy (PP. Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo), KHR Kholil As’ad (PP. Walisongo Mimbaan Situbondo), KH Ramdlan Siraj (PP. Nurul Islam Karangcempaka Bluto) dan Kiai M Faizi (PP. Annuqayah serta Al-Furqan Sabajarin Guluk-Guluk).
Karier Politik
Semasa sekolah di SMAN 1 Jember, Azwar Anas mondok di Pesantren Ashtra mengikuti pesan ayahnya. “Abah saya memperbolehkan sekolah di mana saja, asalkan tinggal di pesantren," kata Anas.
Saat di SMA Negeri 1 Jember itulah Azwar Anas aktif di Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan menjadi ketua komisariat di sana.
Lulus SMA, Azwar Anas pindah ke ibukota untuk kuliah di Fakultas Teknologi IKIP dan Fakultas Sastra UI Jakarta pada tahun 1992. Sebagai mahasiswa, Anas aktif di PP IPNU.
Ia pernah menjadi Wakil Sekjen PP IPNU (1993-1996) dan Sekjen PP IPNU (1996-2000), bahkan Ketua Umum PP IPNU (2000-2003).
Ketika masih menjabat Sekjen PP IPNU, Azwar Anas terpilih menjadi anggota MPR-RI termuda kedua dari utusan golongan (1997-1999).
Ia lalu bergabung ke PKB dengan menjadi di Wakil Ketua Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa (1998-2000), setahun kemudian dipercaya menjadi Wakil Sekjen DPP PKB (2001-2005).
Pada Pemilu 2004, Azwar Anas terpilih sebagai anggota DPR RI. Dia duduk di Komisi V yang membidangi infrastruktur, transportasi, perumahan dan daerah tertinggal.
Di komisi itulah, Anas menjadi salah satu inisiator penyelesaian kasus Lumpur Lapindo di Sidoarjo, inisiator hak interpelasi DPR atas kenaikan bahan bakar pokok, dan juga inisiator hak angket DPR atas kebijakan pemerintah menaikkan tarif BBM pada tahun 2007.
Setelah itu, Azwar Anas menjadi Bupati Banyuwangi dua periode yang memimpin sejak 21 Oktober 2010 hingga 17 Februari 2021.