Suara.com - Serangan udara menyasar beberapa bagian Yaman, termasuk ibu kota Sanaa dan bandara Hodeidah pada Jumat (04/10/2024).
Informasi ini disampaikan oleh Al Masirah TV, saluran berita utama yang dikelola oleh gerakan Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, serta oleh sejumlah warga setempat.
Serangan juga dilaporkan terjadi di bagian selatan kota Dhamar, menurut Al Masirah TV. Laporan tersebut menyebutkan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh pasukan AS dan Inggris, meskipun sumber dari pemerintah Inggris menyatakan bahwa Inggris tidak terlibat dalam aksi militer tersebut.
Sejak November lalu, para militan Houthi yang didukung Iran telah meluncurkan serangan terhadap pelayaran internasional di sekitar Yaman sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina dalam perang melawan Hamas.
Baca Juga: AS Anggarkan Rp18,7 Triliun untuk Operasi Laut Merah dan Pengisian Rudal
Serangan ini tidak hanya mengganggu keamanan kawasan, tetapi juga menyebabkan dampak besar pada perdagangan global.
Sebagai respons terhadap serangan Houthi, Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan balasan yang semakin memperburuk situasi.
Ketegangan ini telah membuat pemilik kapal memilih untuk mengalihkan rute pelayaran mereka dari Laut Merah dan Terusan Suez, dan beralih ke rute yang lebih panjang mengelilingi ujung selatan Afrika.
Ketidakpastian di kawasan ini terus meningkat, dan serangan terbaru ini menunjukkan betapa rentannya situasi di Yaman serta implikasi luas yang dapat ditimbulkan terhadap perdagangan internasional.
Dengan kondisi yang semakin tidak stabil, tantangan bagi komunitas internasional untuk mencari solusi yang damai semakin mendesak.
Baca Juga: 1,2 Juta Warga Lebanon Mengungsi, AS Tetap Dukung Serangan Israel