Suara.com - Israel terus meningkatkan serangan militernya di Lebanon, dengan menargetkan markas intelijen Hizbullah di ibu kota Beirut.
Serangan ini terjadi di tengah pertempuran sengit antara pasukan Israel dan militan di perbatasan, serta serangan udara yang menghantam basis-basis pertahanan Hizbullah di berbagai wilayah negara tersebut.
Pekan ini, Israel mengumumkan bahwa mereka telah memulai serangan darat di wilayah selatan Lebanon, yang dikenal sebagai basis kuat Hizbullah.
Serangan tersebut dilakukan setelah beberapa hari pengeboman intensif di area yang dikuasai kelompok itu, memperluas operasi militer Israel yang sebelumnya terkonsentrasi di Gaza.
Baca Juga: Perang Israel-Hizbullah: Rusia Evakuasi 3.000 Warganya dari Lebanon, Indonesia Kapan?
Menurut laporan Kementerian Kesehatan Lebanon, lebih dari 1.000 orang tewas akibat pengeboman yang dilancarkan Israel.
Ribuan lainnya terpaksa mengungsi dari rumah mereka, memperparah krisis kemanusiaan di Lebanon yang sudah lama bergulat dengan masalah ekonomi dan politik.
Israel, yang sedang berperang di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, mengalihkan fokus ke perbatasan utara untuk memastikan keamanan di wilayah tersebut.
Selain itu, upaya dilakukan untuk menjamin kepulangan lebih dari 60.000 warga yang mengungsi akibat serangan Hizbullah sepanjang tahun lalu.
Di Gaza, militer Israel melaporkan bahwa serangan tiga bulan lalu menewaskan tiga pemimpin senior Hamas, termasuk Rahwi Mushtaha, kepala pemerintahan gerakan militan tersebut di wilayah Palestina yang hancur akibat perang.
Baca Juga: Lebih dari Rp400 Triliun Dipakai Bangun Iron Dome Israel, Tak Mampu Cegat Rudal Iran
Sementara itu, di Lebanon, militer Israel menargetkan markas intelijen Hizbullah di Beirut.
Laporan dari Kantor Berita Nasional Lebanon menyebutkan bahwa tiga serangan udara menghantam wilayah selatan Beirut, dengan sumber yang dekat dengan Hizbullah mengonfirmasi bahwa bangunan yang menjadi target adalah kantor hubungan media kelompok tersebut, yang sudah dievakuasi.
Israel juga mengeluarkan peringatan kepada warga Lebanon untuk segera meninggalkan lebih dari 20 desa dan kota Nabatiyeh.
“Demi keselamatan kalian, segera tinggalkan rumah kalian dan menuju ke utara Sungai Awali. Selamatkan nyawa kalian,” ujar juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, melalui platform X.
Ketegangan antara Israel dan Hizbullah semakin memperburuk situasi di Lebanon, negara yang sudah dilanda krisis berkepanjangan.