Suara.com - Iran, dalam konteks ketegangan dengan Israel akan memposisikan negara mana pun yang memberikan ruang udaranya kepada Israel sebagai musuh. Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi.
"Lebih dari 90 persen rudal kami berhasil mencapai target dan tidak dapat dicegat. Kami sudah memberi tahu perwakilan negara lain bahwa kami akan menganggap (musuh) siapa pun yang memberikan ruang udara mereka kepada Israel," ujar Araghchi seperti dilansir oleh kantor berita Iran, SNN.
"Tetapi saya berharap tidak ada yang memberikan izin seperti itu," imbuh Araghchi.
Senin (30/9), Israel mengumumkan dimulainya operasi militer darat yang "terbatas" di Lebanon selatan, dengan laporan bahwa tidak ada rencana untuk menduduki wilayah negara tersebut secara permanen.
Baca Juga: Tragis! Menantu Hassan Nasrallah Tewas dalam Serangan Israel di Damaskus
Semenatar itu, Angkatan Udara Israel sejak pekan lalu sudah melakukan serangan besar-besaran terhadap target-target gerakan Lebanon, Hizbullah, di berbagai lokasi di negara tersebut.
Sejumlah komandan kunci Hizbullah tewas dalam beberapa serangan udara terarah yang dilakukan di Beirut.
Sebagai tanggapan Hizbullah lantas meluncurkan rudal, yang terutama menargetkan Israel utara, tetapi jangkauan serangan tersebut telah meningkat secara signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Pada Selasa, Iran meluncurkan beberapa ratus rudal balistik ke arah Israel sebagai respons terhadap pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, pemimpin politik gerakan Palestina Hamas Ismail Haniyeh, dan komandan senior Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Abbas Nilforoushan.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan pemerintahnya tidak mencari perang dengan Israel, tetapi akan menghadapi ancaman apa pun dengan tegas.
Baca Juga: Tegas! Biden Tolak Dukung Serangan Israel ke Fasilitas Nuklir Iran