Kualitas Udara Jakarta Kamis Pagi Tidak Sehat, Terburuk Kedua di Dunia

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Kamis, 03 Oktober 2024 | 09:09 WIB
Kualitas Udara Jakarta Kamis Pagi Tidak Sehat, Terburuk Kedua di Dunia
Ilustrasi Polusi Udara Jakarta. (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kualitas udara di Jakarta masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif pada Kamis (3/10/2024) pagi. Kualitas udara yg buruk bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

Menurut situs pemantau kualitas udara IQ Air yang dipantau pada Kamis pukul 07.57 WIB, kualitas udara di DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan angka 161 mengacu kepada penilaian PM2,5 dengan nilai konsentrasi 69,8 mikrogram per meter kubik.

Konsentrasi sebanyak itu setara 14 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). PM 2,5 adalah partikel udara yang berukuran kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).

Situs tersebut juga merekomendasikan terkait kondisi udara di Jakarta, yaitu bagi masyarakat sebaiknya menghindari aktivitas di luar ruangan. Jika berada di luar ruangan gunakanlah masker, kemudian menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor.

Baca Juga: Uni Eropa Akan Dukung Terus Local Media Summit, Ini Kata Saiti Gusrini

Jakarta menduduki peringkat kedua sebagai kota dengan udara terburuk di dunia. Sementara dari data yang sama, kota dengan kualitas udara terburuk di dunia urutan pertama, yaitu Lahore (Pakistan) di angka 203, urutan ketiga Delhi (India) di angka 157, keempat Kinshasa (Kongo) dengan angka 142 dan kelima Ulaanbaatar (Mongolia) di angka 140.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah meluncurkan platform pemantau kualitas udara terintegrasi hasil pantauan di 31 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) tersebar di kota metropolitan tersebut.

Dari SPKU tersebut, kemudian data yang diperoleh ditampilkan melalui platform pemantau kualitas udara sebagai penyempurnaan dari yang sudah ada sebelumnya dan sesuai dengan standar yang berlaku secara nasional.

Laman ini juga menampilkan data dari 31 SPKU di Jakarta yang mengintegrasikan data dari SPKU milik DLH Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Vital Strategis.

Dengan demikian, data mengenai kualitas udara di Jakarta bisa disajikan secara lebih komprehensif. (Antara)

Baca Juga: Nongkrong Bareng Eks Ketua Timses Anies-Sandi di Taman Ayodya, RK-Suswono Dapat Wejangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI