Beda Sambutan Untuk Jokowi dan Prabowo di Pelantikan DPR: Sunyi vs Riuh Tepuk Tangan

Rabu, 02 Oktober 2024 | 21:29 WIB
Beda Sambutan Untuk Jokowi dan Prabowo di Pelantikan DPR: Sunyi vs Riuh Tepuk Tangan
Puan Maharani dan Prabowo Subianto berbincang hangat saat mendampingi Presiden Jokowi usai upacara HUT Kesaktian Pancasila 2024, Selasa (1/10/2024). (bidik layar video)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Momen pelantikan Anggota DPR RI 2024-2029 Di Gedung DPR RI kemarin, Selasa (1/10/24) menjadi sorotan.

Bukan pesertanya yang hendak dilantik, melainkan ekspresi dari seorang Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia tampak murung, duduk dikursi bak sedang memikirkan sesuatu.

Ditambah lagi pilu hanya gara-gara suara tepuk tangan. Belakangan ini beredar sebuah video yang memperlihatkan penyambutan Presiden Jokowi dengan calon Presiden Prabowo.

Pimpinan sementara memberikan sambutan Pelantikan Anggota DPR, MPR, DPD RI 2024-2029. Saat penyebutan nama Presiden Jokowi mendadak ruangan berubah menjadi senyap tanpa suara.

Baca Juga: Moeldoko Sebut Kabinet Baru Bakal Diumumkan di Malam Hari usai Prabowo Sah jadi Presiden pada 20 Oktober

Sementara itu berbeda jauh dengan momen penyebutan nama Calon Presiden Prabowo, ruangan justru dipenuhi dengan suara tepuk tangan yang begitu keras.

Hal ini sontak membuat publik bertanya-tanya dengan sebab akibat apa yang kini tengah dialami oleh Jokowi.

Dalam kanal Youtubenya, Rocky Gerung mengatakan bahwa fenomena beda tepuk tangan tersebut begitu tragis untuk seorang Jokowi.

“Hanya satu kata “Tragis”. Itu yang mewakili kondisi psikologis politik sekarang,” ujar Rocky, dikutip dari kanal Youtubenya, Rabu (2/10/24).

Rocky mengatakan bahwa selama 10 tahun menjabat dengan menebar seluruh pesona palsunya, kini sontak dibalas dengan sangat kejam oleh rakyat.

Baca Juga: Disebut Tak Punya Legacy Positif, Rocky Gerung Kuliti Pencitraan Jokowi Lewat Doorstop Settingan Istana: Itu Berbahaya!

“Orang yang 10 tahun dielu-elukan, di pompa elektabilitasnya, dimanipulasi dukungan publiknya, dipuja oleh Lembaga survei, diajukan sebagai tokoh yang berpihak pada rakyat, akhirnya rakyat meninggalkannya,” ujarnya.

“Mungkin itu yang kita sebut komedi dari kekuasaan,” tambahnya.

Hal ini menurut Rocky akibat dari ambisi Jokowi yang tidak bisa dikendalikan lagi selama ini. Ia justru secara mengagetkan harus merasa kesepian di akhir masa jabatannya.

“Terlalu tinggi melambung, akhirnya dia tiba pada kesepian, bukan kesepian metafisik, tapi kesepian politik,” ungkapnya.

“Kesepian politik itu adalah hukuman tertinggi bagi seseorang yang pernah memiliki ambisi bahkan untuk memerintah seumur hidup kalau bisa,” jelasnya.

Rocky sontak mengatakan semua rencana demi rencana yang tertulis rapi rupanya hanya sebuah Bahasan saja, dan tidak bisa dibuktikan secara nyata oleh Jokowi.

“Yang sudah itu punya akibatnya, jadi kalau tepuk tanganpun tidak diperoleh oleh Pak Jokowi, itu artinya Pak Jokowi tidak berhak tepuk dada sendiri itu, tidak ada yang bisa ditepukkan. Karena semua yang pernah direncanakan oleh Pak Jokowi berantakan,” ungkapnya.

Kontributor : Kanita

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI