Wanti-wanti Jurnalis soal Dampak Penggunaan AI, Begini Kata Dewan Pers

Rabu, 02 Oktober 2024 | 15:34 WIB
Wanti-wanti Jurnalis soal Dampak Penggunaan AI, Begini Kata Dewan Pers
Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu memberikan sambutan pada acara Local Media Summit (LMS) 2024 yang digelar Suara.com di Hotel Sultan Jakarta, Rabu (2/10/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Media massa tak dipungkiri termasuk industri yang diuntungkan karena pemanfaatan teknologo kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Namun dari pemanfaatan teknologi tersebut, Dewan Pers Republik Indonesia mengingatkan kepada pelaku media untuk tetap mengedepankan akurasi dari karya jurnalistik.

"Media harus mengedepankan prinsip transparansi, akurasi, dan tanggung jawab. Dalam era digital, media harus mempertimbangkan dampak dari penggunaan algoritma dan kecerdasan buatan dalam proses pemberitaan, seperti dalam pengumpulan data dan penyebaran informasi," kata Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu dalam acara Local Media Summit (LMS) 2024 di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (2/10/2024).

Penting bagi jurnalis untuk selalu memverifikasi sumber informasi dan menghindari penyebaran berita palsu yang bisa diperburuk akibat algoritma.

Ninik juga menyarankan perlunya pelatihan tentang etika penggunaan teknologi serta kolaborasi dengan ahli teknologi untuk memahami implikasi dari penggunaan alat-alat tersebut.

Baca Juga: Wakil Menkominfo Ingatkan Media Jangan Terlena Gunakan AI: Bisa Sebabkan Misinformasi

Pembukaan Local Media Summit (LMS) 2024 yang digelar Suara.com di Hotel Sultan Jakarta, Rabu (2/10/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Pembukaan Local Media Summit (LMS) 2024 yang digelar Suara.com di Hotel Sultan Jakarta, Rabu (2/10/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

Sebab dengan begitu, media yang menghasilkan produk jurnalistik tetap bisa dipercaya dalam memberikan informasi. "Dengan mendalami etika dan teknologi, pers dapat menjaga integritas dan kepercayaan publik di tengah tantangan yang ada," ujarnya.

Terlebih kondisi masyarakat saat ini juga gemar memanfaatkan internet untuk menyebarkan dan menerima informasi. Menurut Rahayu, masyarakat pun perlu diberi pemahaman tentang literasi media, termasuk cara membedakan informasi yang valid dan hoaks. Pendidikan ini membantu masyarakat menjadi konsumen informasi yang kritis.

Berikutnya, Ninik berpesan agar insan pers harus bersikap transparan mengenai sumber informasi dan proses peliputan.

"Jika menggunakan informasi dari internet, wajib mencantumkan sumber yang jelas dan dapat dipercaya," pesannya.

Baca Juga: Nezar Patria: Media Lokal Berperan Penting dalam Ekosistem Informasi Nasional

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI