Suara.com - Akun media sosial Kaskus, Fufufafa yang menggemparkan rakyat Indonesia belakangan ini banyak disebut milik Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka.
Meskipun banyak pihak yang mengklarifikasi bahwa akun tersebut bukanlah milik Gibran, salah satunya yaitu Menkominfo.
Menteri Komunikasi Dan Informatika, Budi Arie Setiadi menyebutkan bahwa akun Fufufafa bukan milik Gibran.
Namun, warganet rupanya tidak puas dengan pernyataan tersebut. Mereka lantas mengecek nomor telepon Fufufafa melalui GoPay dengan mengirimkan saldo.
Rupanya, setelah ditelusuri mereka menemukan data informasi berupa nama pemilik akun GoPay tersebut yakni, Gibran Rakabuming.
Belakangan ini muncul lagi apabila transfer GoPay to GoPay bukan nama Gibran lagi yang muncul, melainkan Slamet.
Namun, apabila transfer melalui Virtual Account Bank nama yang keluar adalah Gibran Rakabuming.
Hal ini membuat warganet berpikir bahwa Gibran sudah mulai ketar-ketir hingga akhirnya merubah namanya menjadi Slamet.
Hal ini sontak menggelitik seorang Refly Harun. Dalam kanal youtubenya, Refly mengatakan bahwa hal ini semakin membuktikan bahwa orang kedua di Indonesia ini tidak patut untuk dilantik menjadi wakil Presiden.
Baca Juga: Gibran Ulang Tahun di Tengah Polemik Fufufafa, Warganet Doakan Begini: Semoga Lo...
“Ini bukan upaya adu domba, kita mempersoalkan kualitas seorang wakil presiden Sudah dipilih melalui Keputusan MK Paman Usman, eh ternyata kualitasnya begitu, kelakuannya begitu,” ujar Refly, dikutip dari kanal youtubenya, Selasa (1/10/24).
“Ini bukan hanya soal Prabowo sendiri, tapi ini soal masyarakat Indonesia,” tambahnya.
Refly sontak mengungkapkan bahwa tokoh-tokoh seperti, Mahfud MD, Said Didu, hingga Erros Djarot menolak Institusi yang berwenang melantik Gibran Rakabuming Raka.
“Jadi jangan disepelekan, begitu lo calon wakil presiden kita, tidak layak bayangkan. Bisa dibayangkan kita akan dipimpin oleh Fufufafa,” ungkapnya.
“Kita tidak ada urusan dengan Prabowo marah atau tersinggung. Masalah Rakyat Indonesia kini adalah kita akan dipimpin orang nomor dua yang bermasalah secara psikologis, kejiwaan dan lain sebagainya,” tambahnya.