Profil Yunus Yosfiah, Jenderal TNI yang Melarang Penayangan Film G30S/PKI Sejak 1998

Riki Chandra Suara.Com
Selasa, 01 Oktober 2024 | 17:26 WIB
Profil Yunus Yosfiah, Jenderal TNI yang Melarang Penayangan Film G30S/PKI Sejak 1998
Foto Letjen TNI (Purn) Muhammad Yunus Yosfiah. [Dok.Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Lantas, siapa Jenderal Muhammad Yunus Yosfiah?

Mengutip Wikipedia, Letjen TNI (Purn) Muhammad Yunus Yosfiah, lahir di Rappang, Sulawesi Selatan, pada 7 Agustus 1944. Dia adalah seorang tokoh militer Indonesia yang memiliki perjalanan karir yang menarik dan penuh kontribusi bagi bangsa.

Sebagai Menteri Penerangan terakhir di masa pemerintahan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie, Yosfiah dikenal karena perannya dalam memajukan kebebasan pers dan menghapuskan pembatasan media di Indonesia.

Yosfiah menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer Nasional (AMN) pada tahun 1965. Ia menjabat sebagai Menteri Penerangan dalam Kabinet Reformasi Pembangunan dari tahun 1998 hingga 1999.

Selama masa jabatannya, ia mengambil langkah berani untuk menghilangkan pembatasan terhadap media, termasuk menghapuskan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Langkah ini menjadi salah satu terobosan besar yang dilakukan pemerintahan Habibie dan menjamin kebebasan pers di Indonesia.

Sebelum menjadi Menteri Penerangan, Yosfiah memiliki karier politik yang signifikan. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Fraksi ABRI di MPR pada tahun 1997 dan pensiun dari TNI pada tahun 1999.

Pada tahun 2002, ia bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), di mana ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal dari bulan Desember 2003 hingga tahun 2007. Yosfiah juga mengikuti pemilihan Ketua Umum PPP pada Februari 2007, meskipun tidak berhasil.

Di panggung legislatif, mantan anggota Kopassus ini menjadi anggota DPR dari PPP pada periode 2004-2009, dan ia menjabat di Komisi XI. Karir Muhammad Yunus Yosfiah mencerminkan dedikasinya terhadap reformasi dan kebebasan pers, serta perannya yang penting dalam sejarah politik Indonesia pasca-reformasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI