Presiden Korsel: Penggunaan Senjata Nuklir oleh Korea Utara Akan Mengakhiri Rezim Kim Jong Un

Bella Suara.Com
Selasa, 01 Oktober 2024 | 16:37 WIB
Presiden Korsel: Penggunaan Senjata Nuklir oleh Korea Utara Akan Mengakhiri Rezim Kim Jong Un
Presiden Korut-Kim Jong Un (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, memberikan peringatan keras kepada Korea Utara terkait ancaman penggunaan senjata nuklir. Dalam pidatonya yang disampaikan pada perayaan ulang tahun Angkatan Bersenjata Korea Selatan, Yoon menegaskan bahwa jika Korea Utara berani menggunakan senjata nuklir, mereka akan menghadapi respon tegas dan luar biasa dari militer Korea Selatan.

"Hari itu akan menandai akhir dari rezim Korea Utara," kata Yoon di hadapan 5.300 anggota militer yang berkumpul di Pangkalan Udara Seoul, Selasa (1/10).

Pidato Yoon menyoroti kekuatan aliansi keamanan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat, di mana puluhan ribu pasukan AS ditempatkan di Korea Selatan untuk menjaga stabilitas kawasan. Acara tersebut juga menampilkan kekuatan militer Korea Selatan dengan menampilkan rudal balistik terbesar mereka, Hyunmoo-5, yang mampu menghancurkan bunker bawah tanah.

Sebagai bagian dari unjuk kekuatan, sebuah pembom berat Amerika B-1B melakukan manuver udara yang dikawal oleh jet tempur F-15K, memperlihatkan kekuatan dan solidaritas aliansi militer Seoul dan Washington.

Baca Juga: "Saya Ingin Mengejutkan Dunia!", Semangat Membara Model 80 Tahun Ikut Ajang Miss Universe Korea

Namun, manuver militer ini langsung mendapat reaksi dari Korea Utara. Kim Kang Il, Wakil Menteri Pertahanan Nasional Korea Utara, dalam pernyataannya melalui Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), mengecam penerbangan pembom B-1B tersebut. Ia menyatakan bahwa militer Korea Utara akan mengawasi dengan cermat setiap penempatan strategis seperti itu, sembari menegaskan bahwa Pyongyang siap membela negara bersenjata nuklir tersebut dengan segala daya.

Peringatan Yoon Suk Yeol muncul hanya beberapa minggu setelah Korea Utara mempublikasikan gambar fasilitas pengayaan uranium yang menunjukkan pemimpin mereka, Kim Jong Un, sedang meninjau lokasi tersebut dan menyerukan penambahan sentrifugal untuk meningkatkan persediaan senjata nuklir negara itu.

Menurut Badan Intelijen Nasional Korea Selatan, pengungkapan fasilitas tersebut dianggap sebagai pesan langsung kepada Amerika Serikat. Korea Utara diperkirakan mampu memproduksi sejumlah besar senjata nuklir dari stok uranium yang diperkaya dan plutonium yang mereka miliki. Bahkan, badan intelijen tersebut mengungkapkan bahwa Korea Utara kemungkinan besar akan melakukan uji coba nuklir ketujuh setelah pemilu AS pada bulan November.

Sebagai bagian dari perayaan, untuk tahun kedua berturut-turut, pemerintah Korea Selatan juga mengadakan parade militer di pusat kota Seoul, tepatnya di Gwanghwamun. Parade tersebut melibatkan 3.000 personel dan 80 peralatan militer, menandakan tekad Korea Selatan dalam memperkuat pertahanan nasional. Ini adalah pertama kalinya sejak tahun 1984 parade militer diadakan secara berurutan, terakhir dilakukan di bawah pemerintahan otoriter Chun Doo-hwan.

Dengan situasi keamanan di Semenanjung Korea yang semakin memanas, hubungan antara Seoul, Washington, dan Pyongyang tetap tegang, sementara dunia terus memantau perkembangan lebih lanjut dari konfrontasi nuklir yang sedang berlangsung ini.

Baca Juga: Cek Fakta: Korea Utara Larang Wisatawan dari Israel, Jepang, dan Amerika

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI