Wartawan Kamboja Ditangkap Polisi Militer usai Bongkar Kasus Perdagangan Manusia dalam Industri Penipuan Online

Bella Suara.Com
Selasa, 01 Oktober 2024 | 16:14 WIB
Wartawan Kamboja Ditangkap Polisi Militer usai Bongkar Kasus Perdagangan Manusia dalam Industri Penipuan Online
Potret Mech Dara, jurnalis Kamboja yang ditangkap usai bognkar kasus perdagangan manusia. (Suara.com/twitter Phil Robertson)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang jurnalis lepas asal Kamboja, Mech Dara, yang terkenal karena liputannya tentang perdagangan manusia dalam industri penipuan onlien atau siber, ditangkap pada Senin lalu. Kabar penangkapannya dikonfirmasi oleh Cambodian Journalists Alliance Association (CamboJA), sebuah asosiasi jurnalis independen di negara tersebut.

Dara, yang tahun lalu dianugerahi penghargaan oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat sebagai 2023 Trafficking in Persons Report Hero, telah berperan besar dalam mengungkap modus penipuan yang melibatkan perekrutan palsu pekerja di Kamboja. Para korban dijanjikan pekerjaan yang sah, namun akhirnya dipaksa bekerja di kompleks-kompleks tertutup, di mana mereka dimanfaatkan untuk melakukan penipuan daring terhadap orang-orang di seluruh dunia.

Penangkapan Dara terjadi setelah otoritas menghentikan mobil yang ia tumpangi bersama keluarganya. Menurut CamboJA, Dara sempat mengirim pesan teks kepada organisasi hak asasi manusia Licadho, memberitahukan bahwa ia ditangkap oleh polisi militer, sebelum ponselnya disita.

Sehari sebelum penangkapannya, Dara memposting gambar di media sosial yang menunjukkan situs wisata terkenal di Provinsi Prey Veng telah diratakan untuk dijadikan lokasi tambang. Namun, pemerintah setempat dengan cepat membantah klaim tersebut, menyebut gambar itu sebagai "berita palsu".

Baca Juga: Sindir MotoGP Mandalika Mahal, Jurnalis Asing: Kalian Harus Lakukan Ini!

Administrasi Provinsi Prey Veng bahkan mengeluarkan pernyataan resmi yang menuduh Dara mencoba menimbulkan "kekacauan sosial," yang dapat diproses secara hukum sebagai tindak pidana. Mereka juga meminta Kementerian Informasi untuk mengambil tindakan hukum terhadap Dara.

Kasus penangkapan ini memicu kekhawatiran di kalangan aktivis hak asasi manusia. Jacob Sims, salah satu pendiri Operation Shamrock, sebuah koalisi global yang berupaya memerangi kejahatan siber di Asia Tenggara, menyatakan bahwa Dara adalah "salah satu jurnalis independen terakhir yang tersisa di Kamboja, dan yang paling fokus pada dugaan kejahatan transnasional yang melibatkan negara".

Hingga saat ini, keberadaan dan kondisi Dara masih belum diketahui, dan hal ini memicu kekhawatiran lebih lanjut.

"Ini adalah kasus penghilangan paksa," tambah Sims.

"Tidak ada yang bisa memverifikasi keberadaannya atau keselamatannya saat ini, dan itu menjadi prioritas utama," katanya.

Baca Juga: Sindiran Jurnalis Asing Tentang MotoGP Mandalika: Tontonan Orang Kaya, Bukan Pencinta Balap

Dara dikenal sering menggunakan media sosial untuk mengekspos kegiatan scam farms, atau ladang penipuan, yang telah menipu banyak orang di seluruh dunia dan memperburuk masalah perdagangan manusia di kawasan tersebut. Penipu ini sering kali berhasil mencuri uang dalam jumlah besar dari para korban, dan Amerika Serikat baru-baru ini meningkatkan perhatian mereka terhadap operasi penipuan di Kamboja karena tingginya jumlah warga negara mereka yang menjadi korban.

Menurut laporan terbaru dari Reporters Without Borders, sebuah organisasi yang berbasis di Paris, Kamboja menempati peringkat ke-151 dari 180 negara dalam Indeks Kebebasan Pers Internasional.

Kasus ini menambah daftar panjang tantangan yang dihadapi jurnalis di Kamboja, di mana kebebasan pers kian terancam, terutama bagi mereka yang berani membongkar kejahatan terorganisir dan pelanggaran hak asasi manusia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI