Suara.com - Amerika Serikat (AS) memberi tahu bahwa kondisi saat ini di Lebanon samkin denting, pasalnya Israel tengah melakukan operasi terbatas kepada Hizbullah.
Informasi itu disampaikan Departemen Luar Negeri AS, Juru Bicara Matthew Miller mengayakan, operasi terbatas terhadap Hizbullah yang menargetkan infrastruktur Hizbullah di dekat perbatasan.
"Saya akan membiarkan Israel berbicara tentang operasi militernya sendiri," kata Miller yang menanggapi pertanyaan tentang "operasi terbatas", seraya menambahkan bahwa AS telah terlibat dalam pembicaraan dengan Israel.
Ketika ditanya oleh Anadolu bagaimana AS mendefinisikan "operasi terbatas," Miller mengatakan bahwa itu adalah definisi Israel, bukan definisi AS, dan merujuk pertanyaan lebih lanjut kepada pejabat Israel.
Baca Juga: Janji Gencatan Senjata Amerika Serikat Palsu, Iran: Memberi Banyak Waktu Kepada Penjahat
Mengenai korban sipil dalam serangan Israel di Lebanon, Miller mengatakan AS "sama sekali" tidak ingin melihat infrastruktur sipil menjadi sasaran, tetapi target Hizbullah adalah sah bagi tentara Israel.
"Kami mendukung serangan terhadap Hizbullah," kata Miller, tetapi menambahkan bahwa "kegiatan semacam ini dapat memungkinkan diplomasi dan juga dapat menyebabkan salah perhitungan, dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan."
Dia mengulangi pernyataan sebelumnya dari Pemerintah AS, yang mendesak diplomasi terhadap konflik Israel-Hizbullah, dan mengatakan bahwa AS tidak akan menyerah pada diplomasi.
Miller juga menyatakan kekhawatiran Washington atas dampak kemanusiaan dari operasi Israel di Lebanon, dengan memperingatkan bahwa operasi tersebut dapat "mendestabilisasi" kawasan tersebut.
Sejak 23 September, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap apa yang disebutnya sebagai target Hizbullah di seluruh Lebanon, menewaskan lebih dari 960 orang dan melukai lebih dari 2.770 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Baca Juga: Serangan Udara Terbaru Israel Tewaskan 63 Orang di Lebanon Selatan dan Timur
Beberapa pemimpin Hizbullah telah meninggal dunia dalam serangan tersebut, termasuk pemimpin kelompok tersebut, Hassan Nasrallah.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.600 orang yang sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok Palestina Hamas Oktober 2023.
Masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat meningkatkan konflik Gaza menjadi perang kawasan yang lebih luas. [Antara].