Suara.com - Ketua Tim Peduli Alam dan Manusia Kapiraya, Musa Boma, menyatakan keprihatinannya atas kondisi warga Kampung Wakia, Distrik Kapiraya, Kabupaten Deiyai, Papua Tengah.
Menurutnya, sejak pengungsian warga yang terjadi pada Rabu (28/8/2024), hingga kini belum ada bantuan yang diberikan oleh pihak gereja maupun pemerintah. Bantuan yang sangat dibutuhkan berupa makanan, minuman, obat-obatan, dan tempat tinggal untuk masyarakat setempat.
"Saya mendesak pihak gereja serta pemerintah, baik dari Kabupaten Timika, Deiyai, Dogiyai, hingga Pemerintah Provinsi Papua Tengah, agar segera memberikan bantuan berupa makanan, minuman, serta perumahan bagi rakyat di Kampung Wakia," ujar Musa Boma kepada Suara.com, Senin (30/9/2024) malam waktu Papua.
Ia menegaskan bahwa tidak seharusnya ada pihak yang menutup mata terhadap penderitaan masyarakat setempat.
Baca Juga: Musa Boma Sesalkan Pertemuan Pemprov Papua Tengah yang Abaikan Isu Penambangan Ilegal di Wakiya
"Kita tidak bisa menutup mata melihat penderitaan rakyat, dan kita tidak bisa menutup telinga mendengar suara mereka," tambahnya.
Boma menjelaskan, pengungsian yang terjadi di Kampung Wakia disebabkan oleh tindakan Kepala Desa Wakia, Frederik Warawarin, dan Kepala Suku Kamoro di Wakia, Kosmas Rooy Tapornamo, yang memasukkan perusahaan ilegal bernama PT Zommalion Heavin Industri.
Perusahaan tersebut diduga beroperasi tanpa surat izin resmi dari pemerintah daerah, provinsi, maupun pusat.
Tindakan tersebut, menurut Boma, telah memicu kemarahan warga hingga berujung pada pembakaran rumah-rumah di Kampung Wakia oleh sejumlah pemuda dari Deiyai dan Dogiyai.
Ia menyalahkan kepala desa dan kepala suku yang dianggap bertanggung jawab atas konflik yang terjadi.
Baca Juga: Pemprov Papua Tengah Salurkan Bantuan Sosial untuk Anak Terlantar dan Lansia
"Oleh karena itu, pihak gereja dan pemerintah tidak boleh tinggal diam. Mereka harus segera turun tangan untuk membantu mengatasi penderitaan rakyat," tegas Musa Boma.
Kontributor : Elias Douw