Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, menegaskan bahwa kelompok bersenjata tersebut akan terus melanjutkan perjuangan melawan Israel meskipun pemimpin mereka, Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan Israel pada Jumat lalu.
Dalam pidato publik pertamanya sejak kejadian tersebut, Qassem menyampaikan bahwa Hizbullah tetap akan berjalan di jalur yang telah dirintis Nasrallah.
Berbicara dari lokasi yang dirahasiakan, Qassem menegaskan kepada para pendukung Hizbullah bahwa proses pemilihan Sekretaris Jenderal baru akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Kami akan melanjutkan perjuangan dan tidak akan mundur. Kepemimpinan baru akan segera diumumkan," katanya.
Baca Juga: Israel Belum Puas 'Habisi' Warga Palestina, Terbaru 25 Orang Tewas
Qassem menuduh Israel telah melakukan berbagai pembantaian dan mengkritik keras Amerika Serikat karena terus mendukung Tel Aviv.
Dia juga menegaskan bahwa serangan-serangan yang dilancarkan Hizbullah terhadap Israel sejauh ini hanya mencerminkan sebagian kecil dari kemampuan militer kelompok tersebut.
Dukungan Hizbullah terhadap Gaza, lanjut Qassem, akan tetap berlanjut. Ia memperingatkan Israel bahwa Hizbullah siap menghadapi segala kemungkinan serangan darat yang dilakukan oleh Israel.
"Kami siap menghadapi segala bentuk agresi," ucapnya.
Pidato ini disampaikan beberapa hari setelah tewasnya Nasrallah dalam serangan udara Israel, yang menandai peningkatan tajam dalam konflik antara kedua belah pihak.
Baca Juga: Tanpa Kirim Pasukan, Iran Bersumpah Balas Dendam atas Tewasnya Nasrallah
Dalam beberapa minggu terakhir, Israel telah meningkatkan serangan-serangan udara di Lebanon, yang menewaskan sejumlah petinggi Hizbullah dan ratusan warga sipil.
Pada hari Minggu, tentara Israel mengklaim bahwa serangan yang menewaskan Nasrallah juga menghabisi lebih dari 20 anggota Hizbullah lainnya.
Hizbullah kemudian mengonfirmasi bahwa Ali Karaki, komandan tertinggi mereka di wilayah selatan Lebanon, turut gugur dalam serangan tersebut.
Dalam pidatonya, Qassem menyebut bahwa Nasrallah gugur bersama empat orang lainnya, termasuk seorang komandan Iran yang menjadi sekutu dekat kelompok tersebut.
Tragedi ini menambah deretan korban dalam eskalasi terbaru yang memicu ketegangan lebih lanjut di kawasan.
Hizbullah pun berjanji bahwa meski kehilangan pemimpin besar mereka, perjuangan melawan Israel tidak akan pernah berhenti.