Gus Ipul Yakin MLB Nahdlatul Ulama Tidak Bakal Berhasil: Kiai dan Ulama Tidak Suka Rebutan Jabatan

Senin, 30 September 2024 | 12:47 WIB
Gus Ipul Yakin MLB Nahdlatul Ulama Tidak Bakal Berhasil: Kiai dan Ulama Tidak Suka Rebutan Jabatan
Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf. [Suara.com/Faqih]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul berkeyakinan Muktamar Luar Biasa (MLB) Nahdlatul Ulama (NU) tidak akan pernah ada.

Hal itu ia tegaskan saat ditanya apakah PBNU melihat ada keterkaitan isu MLB di NU ini dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Menanggapi ini Gus Ipul tidak menjawab lugas.

"Ya kalau kita lihat figur figurnya, orang bisa lihat, bisa ngambil kesimpulan lah ya kalau lihat figur-figunya," kata Ipul di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/9/2024).

Ia menekankan bahwa isu MLB NU memang sudah ada sejak jauh hari.

Baca Juga: Respons Santai Gus Salam Soal Isu Pembubaran Muktamar Luar Biasa NU: Kalau Ada Kami Ajak Ngopi, Diskusi Dan Ngaji

"Wacana ini kan muncul jauh sebelum Pilpres udah muncul. Kalau dibuka kalau dicari jejak digitalnya itu sudah jauh-jauh muncul," ujarnya.

Menteri Sosial ini yakin bahwa isu MLB NU tidak akan terlaksana.

"Ya kita tunggu saja tapi kalau saya seyakin-yakinnya MLB tidak akan pernah ada di lingkungan Nahdlatul ulama," kata Ipul.

Ipul menegaskn keyakinannya bahwa tidak ada MLB di NU saat diminta tanggapan perihal beberapa kiai dan ulama NU yang berkumpul di Pondok Pesantren Sarang, Rembang, Jawa Tengah, seiring isu adanya MLB di NU.

"Nggak di NU itu nggak ada MLB. Nggak ada dalam sejarah itu NU itu MLB. Ada pernah digagas tapi ya akhirnya ya hilang gitu aja, nggak ada," kata Ipul.

Baca Juga: Berapa Harta Kekayaan Gus Ipul? Bakal Dapat Uang Pensiunan Seumur Hidup

Ipul percaya masih banyak kiai dan ulama yang menjaga NU dari MLB.

"Kiai-kiai, ulama yang pada dasarnya para kiai, ulama itu tidak suka rebutan jabatan. Maka tidak pernah berhasil, tidak akan pernah berhasil bagi mereka yang menginginkan MLB. Jadi gitu aja," kata Ipul.

"Coba sampeyan lihat satu per satu datanya segala macam dilihat siapa nanti. Pernah dulu terjadi juga tapi akhirnya hilang gitu aja. Jadi nggak ada itu," sambung Ipul.

Bakal Digelar Oktober?

Diketahui, Isu Muktamar Luar Biasa (MLB) Nahdlatul Ulama (NU) terus menggelinding. Rencananya, akan digelar pada Oktober 2024.

Pengasuh Mambaul Maarif Denanyar Jombang KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam memastikan MLB NU tetap akan digelar. Dia tidak akan berhenti berjuang demi kebaikan NU, Nahdliyin, dan masyarakat Indonesia.

Gus Salam yang juga Koordinator Presidium MLB NU itu menanggapi santai adanya kelompok ingin membubarkan muktamar luar biasa. “Kalau ada, siapa pun datang ke acara MLB, baik yang setuju atau tidak setuju, bahkan memiliki niat membubarkan, akan kami ajak ngopi, diskusi, dan ngaji,” ujarnya dikutip dari Antara, Minggu (15/9/2024).

Dia menyebut MLB NU akan digelar dengan ilmiah dan akhlak. Karena itu, Gus Salam memastikan tidak perlu penjagaan berlebih.

“Segala ancaman, intimidasi, kekerasan tidak pernah dibalas dengan hal sama, tapi kita respons dengan kelembutan, kasih sayang, dan kebijaksanaan. Kami berharap Ansor, Banser, Pagar Nusa bersikap lebih dewasa, bijaksana, dan proporsional,” kata dia.

MLB NU tidak bisa dibubarkan karena kebebasan berserikat dan berpendapat dilindungi konstitusi dan diatur dalam undang-undang.

Gus Salam lalu menyentil badan otonom NU, seperti Gerakan Pemuda Ansor, Banser, dan Pagar Nusa untuk menjaga ulama tanpa membeda-bedakan ijtihad.

“Saya yakin sahabat-sahabat Ansor, Banser, dan Pagar Nusa akan selalu bersikap berlandaskan hati nurani, keilmuan, akhlaqul karimah sebagai aktualisasi dari prinsip-prinsip Nahdlatul Ulama,” katanya.

MLB mencuat pertama kali dalam Musyawarah Besar (Mubes) Alim Ulama NU yang digelar di Bangkalan pada Agustus 2024. Forum yang dihadiri sejumlah ulama itu menilai elit PBNU sudah terlalu jauh bermanuver politik, sehingga melanggar AD/ART, Perkum, serta etika dan moral berorganisasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI