Sementara itu, Pengamat politik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Indaru Setyo Nurprojo, menilai bahwa Kaesang sebenarnya sedang melanjutkan kultur politik yang turun temurun diperlihatkan dalam Keluarga Jokowi.
"Artinya selama ini dia mencontoh dari Gibran ya, mencontoh yang dilakukan oleh Jokowi, saya pikir Kaesang polanya hampir sama," kata Indaru kepada Suara.com, dihubungi Rabu (25/9/2024).
Bahkan bisa jadi, Jokowi dan kedua putranya itu memiliki konsultan politiknya yang sama.
Indaru mengungkapkan, tindakan Kaesang memakai rompi 'Putra Mulyono' saat blusukan itu sebenarnya mirip dengan perilaku Gibran ketika menanggapi istilah 'Samsul' hingga 'tukang parkir' yang disematkan publik kepadanya.
"Jadi ini ejekan-ejekan musuh, ejekan-ejekan lawan politik dijadikan sebuah guyonan. Menurut mereka ejekan tapi itu diolah menjadi sebuah power untuk meningkatkan (perhatian). Dan Kaesang nggak salah, memang Putranya Mulyono kan begitu," ujarnya.
Imdaru menyebut tindakan seperti itu sebenarnya bentuk 'perlawanan' balik dari anak-anak Jokowi atas sentimen publik.
Terlebih, Kaesang sebenarnya bukan pertama kali melakukannya. Sebelum terjun langsung dalam politik praktis, dia juga pernah membuat lelucon yang sama menggunakan kaus saat pembahasan ramai mengenai cebong dan kampret.
"Jadi yang dilakukan oleh Kaesang, Samsul, dan lainnya itu bagian dari mencoba memberikan perlawanan tapi dengan dengan memberikan kesan ya."
"Sehingga orang akan ingat, mengenai kesan negatif positif itu akan diukur setelahnya. Saya membacanya dalam konteks marketing aja sih, marketing politik," katanya.
Baca Juga: Tafsir Rompi Putra Mulyono, Ciri Khas Melawan Keluarga Jokowi Sampai Relawan Ogah Ikutan