"Hanya Pakaian yang Dikenakan", Kisah Pilu Pengungsi Lebanon Akibat Konflik Hizbullah-Israel

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Kamis, 26 September 2024 | 03:50 WIB
"Hanya Pakaian yang Dikenakan", Kisah Pilu Pengungsi Lebanon Akibat Konflik Hizbullah-Israel
Ilustrasi pengungsi [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pesawat tempur Israel menggempur desa-desa di Lebanon selatan untuk hari ketiga, media Lebanon melaporkan Rabu, sementara Israel mengatakan telah mencegat rudal yang ditembakkan setelah sirene berbunyi dini hari di Tel Aviv. Pejabat Lebanon mengatakan ratusan ribu warga sipil telah meninggalkan rumah mereka di selatan minggu ini untuk menghindari pertempuran antara Hizbullah dan militer Israel.

Kantor Berita Nasional resmi Lebanon mengatakan pesawat tempur Israel melancarkan serangan ke beberapa kota di selatan mulai pukul 5:00 pagi (0200 GMT), menambahkan "korban dilaporkan" dari serangan lainnya semalam.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan akan mengadakan pertemuan darurat tentang krisis di New York Rabu, sementara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan situasinya kritis.

Serangan udara Israel menghantam Lebanon. (Suara.com/twitter @sahouraxo)
Serangan udara Israel menghantam Lebanon. (Suara.com/twitter @sahouraxo)

Ratusan ribu orang telah mengungsi sejak putaran pertempuran terakhir dimulai Senin, kata pejabat, beberapa menyeberangi perbatasan ke Suriah untuk melarikan diri dari pemboman Israel. Thuraya Harb, seorang ibu rumah tangga berusia 41 tahun di sebuah pusat penampungan sementara untuk keluarga-keluarga terlantar di Beirut, mengatakan keluarganya melarikan diri "tanpa apa pun kecuali pakaian yang kami kenakan".

Baca Juga: Indonesia Kecam Keras Serangan Israel ke Lebanon, Retno Marsudi: Kekerasan Tak Boleh Jadi Norma Baru!

"Saya tidak ingin meninggalkan rumah, tetapi anak-anak takut," kata ibu empat anak itu.

Seteru lama Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam baku tembak lintas batas hampir setiap hari sejak kelompok Palestina Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober.

Serangan Hamas memicu perang di Gaza yang telah menarik Hizbullah dan militan lain yang didukung Iran dari seluruh Timur Tengah, termasuk Yaman dan Irak.

Lebanon mengatakan serangan Israel menewaskan sedikitnya 558 orang pada hari Senin, hari kekerasan paling mematikan di negara itu sejak perang saudara 1975-90.

Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad mengatakan "sebagian besar, jika tidak semua" dari mereka yang tewas adalah warga sipil tak bersenjata di rumah mereka.

Baca Juga: Hizbullah Umumkan Serangan Udara ke Pangkalan Angkatan Laut Israel

Militer Israel mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah mencegat sebuah rudal yang ditembakkan dari Lebanon setelah sirene berbunyi di Tel Aviv.

"Setelah sirene berbunyi di daerah Tel Aviv dan Netanya, satu rudal permukaan-ke-permukaan diidentifikasi melintas dari Lebanon dan berhasil dicegat," kata seorang juru bicara militer.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI