Parlemen Eropa Kecam Serangan Israel: Jangan Berpartisipasi dalam Genosida!

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Rabu, 25 September 2024 | 11:57 WIB
Parlemen Eropa Kecam Serangan Israel: Jangan Berpartisipasi dalam Genosida!
Apa itu Uni Eropa (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai Kiri Parlemen Eropa mengutuk serangan Israel terhadap Lebanon, dan mengatakan bahwa hal itu telah menjerumuskan seluruh wilayah Lebanon ke dalam situasi yang mengerikan.

“Pemerintah sayap kanan Israel, dengan keterlibatan dan dalam beberapa kasus dukungan sekutu Baratnya, menjerumuskan seluruh kawasan ke dalam kesengsaraan dan kekacauan,” kata kelompok sayap kiri di Parlemen Eropa pada Selasa (24 September).

Anggota parlemen mengatakan serangan Israel pada hari Senin melanggar kedaulatan Lebanon, hak asasi manusia dan hukum internasional, dengan bom menghantam warga sipil, daerah pemukiman, personel medis dan ambulans.

Kelompok ini menyerukan kepada Uni Eropa untuk segera mengambil tindakan, menyerukan penangguhan perjanjian perdagangan dan asosiasi antara Uni Eropa dan Israel dan segera menerapkan embargo senjata tanpa syarat terhadap Israel.

"Berapa banyak nyawa yang harus hilang sebelum komunitas internasional bertindak?"

Baca Juga: Sejarah Pertumpahan Darah Israel vs Hizbullah

"Eropa tidak dapat berpartisipasi dalam genosida ini. Uni Eropa harus bertindak sekarang,” kata mereka.

Kostas Alvanitis, anggota partai Syriza sayap kiri Yunani, juga menunjukkan bahwa para pemimpin Eropa tetap diam secara munafik mengenai pemerintah sayap kanan Israel di tengah kejahatan perang dan sikap tidak bertanggung jawab Netanyahu terhadap Ukraina.

Demikian pula, Irene Montero dari partai sayap kiri Podemos di Spanyol berpendapat bahwa martabat manusia bergantung pada keberhasilan dalam menghentikan pelaku genosida. Meskipun ada dukungan terang-terangan dari para elit Eropa Marc Botenga dari Partai Buruh Belgia (PTB) mengakui bahwa Israel melakukan genosida di Jalur Gaza, dan menambahkan bahwa warga sipil bukanlah sasarannya dan Uni Eropa tidak bisa lagi tinggal diam.

"Kita harus menghentikan teror ini sekarang," kata Botenga Menurut Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abyad, pasukan Israel telah berada di Lebanon sejak Senin pagi (23 September).

1.835 orang tewas dan terluka, termasuk 95 wanita dan 50 anak-anak.

“Sebagian besar korban serangan Israel adalah warga sipil, yang tidak berdaya di rumah mereka,"

Baca Juga: Memanasnya Konflik Israel-Hizbullah Berpotensi Menyeret Iran dan Amerika Serikat

“Ini membantah klaim Israel bahwa mereka menargetkan ekstremis,” kata Aviad.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI