Suara.com - Hizbullah Lebanon mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka meluncurkan serangan udara dengan pesawat nirawak yang menargetkan pangkalan angkatan laut Atlit milik Israel di selatan Haifa.
Militer Israel kemudian pada hari Selasa mengeluarkan pernyataan yang mengatakan: "Setelah peringatan yang diaktifkan di daerah Atlit, kebakaran terjadi akibat jatuhnya bangunan di daerah tersebut, kerusakan kecil terjadi dan api berhasil dipadamkan."
Situasi beberapa hari terakhir ini telah membuat skenario perang secara penuh semakin mendekati kenyataan.
Pertama-tama adalah serangan pager dan walkie-talkie Israel, serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap komunikasi Hizbullah yang melukai ribuan operator organisasi tersebut.
Baca Juga: Sejarah Pertumpahan Darah Israel vs Hizbullah
Disusul oleh pembunuhan Ibrahim Aqil, seorang pemimpin utama Hizbullah, yang tewas dalam serangan udara yang juga menewaskan komandan senior kelompok militan lainnya, serta beberapa warga sipil.
Hizbullah menanggapi dengan memperluas jangkauan geografis roketnya yang ditembakkan ke Israel, menargetkan fasilitas militer dan lingkungan sipil di seluruh Israel utara.
Israel kemudian melancarkan serangan udara segar yang menewaskan lebih dari 270 orang, menurut otoritas kesehatan Lebanon, yang juga menyebabkan ribuan penduduk dari Lebanon Selatan mengungsi ke utara negara tersebut.