Kasus Bocah Aqila Tewas Dilakban Dipicu Utang: Wujud Krisis Moral dan Kegagalan Pemerintah Sejahterakan Rakyat!

Selasa, 24 September 2024 | 11:00 WIB
Kasus Bocah Aqila Tewas Dilakban Dipicu Utang: Wujud Krisis Moral dan Kegagalan Pemerintah Sejahterakan Rakyat!
Kasus Bocah Aqila Tewas Dilakban Dipicu Utang, Psikolog: Wujud Krisis Moral dan Kegagalan Pemerintah Sejahterakan Rakyat. [Yandi Sofyan/Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus pembunuhan anak berusia 5 tahun yang ditemukan tewas dengan kondisi wajah terlilit lakban di Pantai Cihara Lebak, Cilegon, disebut sebagai wujud krisis moral tengah terjadi di masyarakat. 

Psikolog forensik Meity Arianty menyebutkan, nyawa manusia seolah tidak dianggap berharga sehingga membuat seseorang tega lakukan pembunuhan. 

Menurut Meity, hal itu termasuk juga dampak dari kemiskinan yang menjerat masyarakat. Sehingga, ketika dalam keadaan terdesak, seperti ditagih utang, seseorang berani lakukan hal nekat apa pun.

"Saat ini di masyarakat kita mengalami krisis moral, nyawa manusia tidak berharga sebab tingkat kemiskinan semakin tinggi. Pemerintah gagal menyejahterakan rakyatnya dan pejabat hidup hewah dari hasil korupsi uang pajak kita dan keadilan sangat sulit diperoleh," kata Meity kepada Suara.com saat dihubungi Selasa (24/9/2024). 

Hal lain yang juga membuat seseorang berani lakukan tindakan melawan hukum, menurut Meity, akibat penegakan hukum sendiri yang masih lemah. 

Polisi ungkap peran kelima pelaku pemnunuhan Aqila, bocah 5 tahun yang ditemukan tewas di Pantai Cihara, Lebak, Banten, [Yandi Sofyan/Suara.com].
Polisi ungkap peran kelima pelaku pemnunuhan Aqila, bocah 5 tahun yang ditemukan tewas di Pantai Cihara, Lebak, Banten, [Yandi Sofyan/Suara.com].

"Hukuman yang tidak membuat efek jera mengakibatkan masyarakat lebih mudah melakukan kejahatan," ujarnya.

Cara berpikir seperti itu sebenarnya menunjukan adanya sisi gelap dalam individu. Apabila dibiarkan terus menerus akan berkembang dan memengaruhi tindakannya.

Meity menyampaikan, sisi gelap itu mendorong individu jadi tidak mampu berpikir jernih, hilangnya rasa harapan, rasa berharga dalam diri dan hanya peduli terhadap diri sendiri.

"Membuat seseorang memunculkan sisi egoisnya dan hewani untuk bertahan hidup hingga tega membunuh, mengambil nyawa orang lain," imbuhnya.

Baca Juga: Kasus Bocah Tewas Dilakban, Psikolog Ungkap Motif Penculik Sadis Aqila Pilih Bunuh Anak-anak Ketimbang Lunasi Utang

Untuk memerbaiki cara berpikir serta tingkah laku dari individu tersebut, Meity menyarankan perlunya ada lingkungan yang positif dengan dukungan dari keluarga, pasangan, hingga teman dekat. Dukungan postifi tersebut bisa jadi penangkal seseorang dalam menghadapi masalah dengan tindakan buruk.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI