Suara.com - Militer Israel melaporkan telah melancarkan serangan udara besar-besaran ke wilayah Lebanon, menargetkan sekitar 800 titik yang diduga menjadi basis kelompok Hizbullah. Serangan ini merupakan yang paling mematikan sejak pertempuran dimulai pada Oktober tahun lalu.
"Sejak pagi ini, IDF telah melakukan serangan udara proaktif dan luas terhadap target teroris Hizbullah di Lebanon," demikian pernyataan militer Israel.
Target serangan tersebut mencakup wilayah selatan Lebanon dan Lembah Bekaa di bagian timur yang jauh dari perbatasan.
Menurut laporan dari Badan Berita Nasional Lebanon (NNA), serangan Israel juga terus berlanjut di bagian timur Lebanon hanya beberapa jam setelah serangan mematikan di selatan.
Baca Juga: Konflik Hizbullah-Israel Memanas! Militer AS Kirim Pasukan Tambahan ke Timur Tengah
Sementara itu, Juru Bicara Militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, menyatakan bahwa Israel sedang mempersiapkan serangan besar-besaran yang ditargetkan di Lembah Bekaa. Hagari mengimbau warga sipil Lebanon untuk menjauhi situs-situs yang digunakan oleh Hizbullah guna menghindari korban jiwa.
"Hizbullah menyimpan senjata strategis di bangunan-bangunan sipil dan menggunakan warga sebagai tameng hidup," tambah Hagari.
"Rumah-rumah di Bekaa menyimpan roket dan drone. Kami akan menyerang sebelum mereka menjadi ancaman bagi warga Israel," katanya.
Peringatan Evakuasi Warga Lebanon
Seiring dengan meningkatnya intensitas serangan, ratusan warga Lebanon di wilayah selatan mulai mengungsi. Bilal Kachmar, pejabat unit manajemen bencana di Tyre, mengatakan bahwa ratusan orang telah memadati sekolah-sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan, sementara banyak lainnya berkemah di jalanan.
Baca Juga: Serangan Udara Israel Tewaskan 492 Orang di Lebanon, Puluhan Ribu Mengungsi
Militer Israel juga memperingatkan warga melalui panggilan telepon untuk menjauh dari pos-pos Hizbullah. Warga yang berada di daerah dekat perbatasan dilaporkan menerima pesan yang meminta mereka segera menjauh sejauh 1.000 meter dari lokasi yang digunakan Hizbullah.
Lebanon tengah menghadapi situasi genting dengan ancaman perang yang semakin meluas. Menteri Dalam Negeri Lebanon, Bassam al-Mawlawi, dalam pernyataannya berharap agar Lebanon "tidak berubah menjadi Gaza kedua" dan menghindari perang besar di seluruh wilayah negara tersebut.
Situasi Terkini di Tengah Konflik
Serangan Israel terhadap Hizbullah telah memicu kekhawatiran bahwa konflik ini dapat meluas dan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk Iran dan Amerika Serikat. Meski begitu, militer Israel menegaskan bahwa operasi ini akan berlanjut hingga tujuan mereka tercapai, yakni memastikan keamanan warga Israel di wilayah utara.
Pertempuran antara Israel dan Hizbullah terjadi di tengah konflik yang sudah berlangsung selama hampir satu tahun, beriringan dengan perang antara Israel dan Hamas di Gaza. Israel terus meningkatkan serangan, sementara Lebanon memperluas langkah-langkah perlindungan untuk warganya, termasuk penutupan sekolah di berbagai wilayah.
Situasi di perbatasan kedua negara masih sangat tegang, dengan serangan udara yang semakin intens dan pergerakan warga yang mengungsi demi menyelamatkan diri.