Cek Fakta: Taktik Jokowi Tunda Pelantikan Prabowo

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Selasa, 24 September 2024 | 08:48 WIB
Cek Fakta: Taktik Jokowi Tunda Pelantikan Prabowo
Cek Fakta Penundaan pelantikan Prabowo (Youtube)
cek fakta hoaks

Hoaks!

Berdasarkan verifikasi Suara.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beredar di media sosial sebuah narasi tentang taktik Jokowi untuk menunda pelantikan Prabowo sebagai presiden RI ke-8.

Dalam video yang diunggah oleh sebuah akun Youtube, disebutkan bahwa Jokowi mengerahkan pasukan dan mengeluarkan taktik agar dilakukan penundaan atas pelantikan Prabowo.

Berikut narasi yang disampaikan:

JKW KERAHKAN PASUKANNYA TAKTIK TUNDA PELANTIKAN PRABOWO

Baca Juga: KPU Tetapkan Nomor Urut Paslon Pilwalkot Bogor, Sespri Iriana Jokowi No 1

Politik hari ini-Jokowi kerahkan pasukan, Taktik mulyono tunda pelantikan.

Lantas benarkah klaim tersebut?

Penjelasan

Berdasarkan hasil penelusuran fakta Suara.com, terbukti tidak ada penjelasan dalam video sesuai klaim pada judul. Isi video tersebut hanya membacakan sebuah artikel dengan judul “Gelar Apel Akbar Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi, Agung Wibawanto: Mereka Terlambat dan Beda”.

Dalam artikel tersebut dibahas soal Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi yang berencana mengadakan apel akbar di Tugu Proklamasi, Jakarta, pada 22 September 2024. Apel ini bertujuan untuk menunjukkan komitmen mereka dalam menjaga Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya dari berbagai ancaman yang dianggap berusaha menggulingkan kekuasaan.

Baca Juga: Cek Fakta: Semua Terbukti, Gibran Akhirnya Masuk Kurungan?

Ketika disimak, hingga video berakhir tidak dijelaskan tentang bukti benar adanya perintah dari Jokowi untuk memundurkan pelantikan Prabowo menjadi presiden berikutnya.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa klaim yang menyebut Jokowi mengerahkan pasukan untuk menunda pelantikan Prabowo adalah hoaks atau tidak benar adanya. Video tersebut termasuk konten yang menyesatkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI